SOLOPOS.COM - Pinka Haprani. (Instagram/dpophaprani)
Solopos.com, SOLO — Dari data real count KPU yang masuk 74,17% per Selasa (20/2/2024) pukul 08.00 WIB, suara yang diperoleh Diah Pikatan Orissa Putri Haprani atau Pinka Haprani mengalahkan caleg petahana Bambang Pacul di Dapil Jateng IV.
Putri sulung dari Puan Maharani ini memperoleh 62.191 suara. Dia berada di urutan kedua dengan jumlah terbanyak dari PDIP di Dapil Jateng IV. Di urutan pertama ada caleg petahana Dolfie dengan 83.451 suara dan di urutan ketiga ada Bambang Pacul dengan 58.203 suara.
Dengan raihan suara sebesar itu, perempuan berusia 25 tahun itu berpeluang lolos ke Senayan menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029.
Untuk mendapatkan suara sebesar itu, Pinka Haprani harus melalui beberapa proses, termasuk di internal PDIP. Pinka Haprani juga mengikuti Sekolah Partai yang diadakan PDIP. “Ada Mbak Pinka yang memang telah mengikuti kaderisasi, tinggal di Sekolah Partai selama 3 hari,” ujar Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, yang dilansir Antara pada Kamis (11/5/2023).
Persaingan ketat juga harus dilalui Pinka Haprani di Dapil Jateng IV yang dicap sebagai Dapil Neraka. Hal ini dikarenakan ada beberapa caleg petahana yang mencalonkan kembali, di antaranya Bambang Pacul, Dolfie, Agustina Wilujeng Pramestui, Paryono, Endang Maria Astuti, hingga Hamid Noor Yasin. Selain itu, Pinka juga harus berhadapan dengan mantan Bupati Karanganyar Juliyatmono yang maju melalui Partai Golkar.
Sebagai informasi, Pinka Haprani merupakan putri sulung dari Puan Maharani dengan Hapsoro Sukmonohadi. Cucu dari Megawati Soekarnoputri ini mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Indonesia pada 2017-2019, kemudian melanjutkan di School of Oriental and African Studies di London, Inggris. Selain itu, Pinka Haprani juga pernah mengambil sekolah memasak di Le Cordon Blue Tokyo pada 2019 lalu.
Setelah lulus kuliah, Pinka Haprani memantapkan diri mengikuti jejak ibunda dan neneknya untuk terjun ke politik hingga bisa meraup suara yang bisa mengalahkan caleg petahana Bambang Pacul.