SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Espos) – Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Jateng, meminta pemerintah menindak tegas Anthonius Richmond Bawengan, penulis buku penistaan terhadap agama Islam dan pengikutnya yang menyebabkan kerusuhan di Temanggung.

Permintaan itu terungkap dalam pernyataan sikap PW Muhammadiyah Jateng yang dibacakan Ketua PW Muhammadiyah Jateng KH Musman Tholib di Semarang, Jumat (18/2). “Bila pemerintah tak tegas, bisa jadi bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak dan menggangu stabilitas nasional,” katanya dalam jumpa pers di kantor PW Muhammadiyah Jl Singosari Raya, Kota Semarang.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Pasalnya, lanjut Musman Tholib, yang didampingi wakil sekretaris PW Muhammadiyah Wahyudi dan Ketua Pemuda Muhammadiyah Jateng Rohmat Suprapto, kejadian penistaan agama Islam juga pernah terjadi di Kudus tahun 1980-an. Pola di Kudus sama dengan yang terjadi di Temanggung, yakni dengan menyebarkan buku berisi penistaan agama Islam kepada masyarakat muslim. “Pelaku dan beberapa pengikutnya mendatangi langsung rumah-rumah warga serta membagikan buku tersebut sehingga membuat resah umat Islam,” ujarnya.

Musman menyebutkan kasus di Temanggung ada unsur kesengajaan, karena pelaku Anthonius Richmond Bawengan sengaja menyebarkan buku penistaan agama Islam kepada umat muslim. Tak hanya itu sambung Musman, dalam pengantar bukunya Anthonius  mengungkapkan siap menerima resiko kematian dari penyebaran buku tersebut.

“Agar kejadian serupa tak terjadi lagi, pemerintah harus menindak tegas dan tuntas Anthonius dan pengikutnya, karena tak mungkin pelaku melakukan sendiri,” katanya.

oto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya