SOLOPOS.COM - Presiden terpilih AS Joe Biden (Instagram/@joebiden).

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengancam akan membatasi ekspor dari AS ke negara tersebut. Dia mengatakan sanksi pembatasan ekspor itu didesain khusus untuk memberikan dampak jangka panjang yang optimal ke Rusia dan meminimalisir dampak kepada AS dan sekutu.

“Ini akan memberikan beban yang berat bagi ekonomi Rusia, baik secara langsung dan jangka panjang,” kata Biden dikutip dari Instagram @jobiden, Jumat (25/2/2022). “Putin yang menyerang, Putin yang memilih perang dan sekarang dia dan negaranya akan merasakan konsekuensinya,” tambah Biden.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Sejak Rusia mulai mengerahkan pasukan ke perbatasan Ukraina, Amerika Serikat telah bekerja erat dengan sekutu dan mitra untuk memberikan respons yang kuat dan kompak. Pada Kamis (24/2/2022), AS mengumumkan sanksi pada Nord Stream 2 AG dan pejabat perusahaannya.

Baca juga: Ini Kronologi Perang Rusia Versus Ukraina

“Langkah-langkah ini adalah bagian lain dari tahap awal sanksi kami sebagai tanggapan atas tindakan Rusia di Ukraina. Seperti yang telah saya jelaskan, kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah lebih lanjut jika Rusia terus meningkat,” kata Biden, mengutip keterangan resmi Gedung Putih.

Sebelumnya pada Kamis AS memberlakukan sanksi terhadap Rusia sebagai pembalasan atas invasinya ke Ukraina, menargetkan dua bank terbesarnya dan anggota elitnya dalam langkah-langkah baru ketika Washington memperingatkan lebih banyak tindakan dapat dilakukan.

Di antara targetnya adalah lima bank besar Rusia, termasuk Sberbank dan VTB yang didukung negara, dua pemberi pinjaman terbesar di negara itu, serta individu kaya dan keluarga mereka. Amerika Serikat juga mengumumkan langkah-langkah pengendalian ekspor baru.

Baca juga: Klaim Ukraina: Hancurkan 4 Tank dan Tewaskan 50 Tentara Rusia

Departemen Keuangan AS mengatakan bank-bank AS harus memutuskan hubungan perbankan koresponden mereka – yang memungkinkan bank melakukan pembayaran antara satu sama lain dan memindahkan uang ke seluruh dunia – dengan pemberi pinjaman terbesar Rusia, Sberbank, dan 25 anak perusahaannya dalam waktu 30 hari.

Membekukan Aset-Aset

Pembatasan tersebut bertujuan untuk merugikan ekonomi Rusia dengan memblokir Sberbank dari pemrosesan dan penyelesaian pembayaran dalam sistem keuangan AS.

Tetapi Washington tidak menggunakan alat sanksi paling kuat dari pemerintah AS terhadap bank tersebut dan tidak menambahkannya ke daftar Specially Designated Nationals (SDN), yang akan membekukan aset-asetnya di AS.

Tetapi seorang pejabat senior pemerintah AS memperingatkan Amerika Serikat dapat lebih memperketat sanksi terhadap Rusia jika meningkatkan agresinya terhadap Ukraina. “Kami masih memiliki semua opsi di atas meja. Kami memiliki ruang untuk lebih meningkat karena agresi Rusia meningkat,” kata pejabat itu.

Baca juga: Presiden Jokowi Serukan Perang Rusia Vs Ukraina Dihentikan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya