SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok)

ilustrasi (dok)

SOLO (ESPOS)—Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo mengindikasi munculnya pusat kuliner dan pusat roti di Solo. Pusat kuliner terpusat di Jl Adisucipto ditandai dengan maraknya pembangunan restoran di jalan tersebut.

Promosi Dirut BRI dan CEO Microsoft Bahas Akselerasi Inklusi Keuangan di Indonesia

Sedangkan pusat roti ditengarai muncul di Jl Urip Sumoharjo dengan banyaknya toko roti di daerah itu. Kepala DTRK Solo, A Yani, mengungkapkan hadirnya pusat kuliner di Jl Adisucipto murni tercipta karena pasar. Memang, dia menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo selama ini mengarahkan Jl Adisucipto sebagai kawasan jasa dan perdagangan. Namun, tidak untuk mengkhususkan pada kuliner.

Beberapa restoran baru buka di jalan menuju Bandara Adi Soemarmo tersebut. Awal tahun ini misalnya, pihaknya menerima pengajuan izin pembukaan gerai baru, bernama Pizza Italia.

“Pusat kuliner dan roti baru itu tercipta karena pasar. Pemkot tidak mengarah-arahkan. Tahun 2011 juga ada beberapa yang buka di Jl Adi Sucipto. Saya kira wajar saja karena itu kan jalan keluar masuk Kota Solo dari dan ke arah barat. Masyarakat ingin makan di Solo tapi dengan kondisi yang nyaman,” terang A Yani, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela acara kerja sama Pemkot-Bank Mandiri, di Loji Gandrung, akhir pekan lalu.

Sementara itu, pusat roti di Jl Urip Sumoharjo, utara Pasar Gede, menurut Yani, sebenarnya telah terbangun lama. Namun, saat ini kecenderungan terciptanya pusat roti itu semakin kentara. Tahun ini misalnya, sebuah gerai roti, Holand Bakery, telah
mengantongi izin untuk buka di jalan tersebut. “Jadi ke depan, kalau ingin
membeli roti, roti apapun, masyarakat khususnya dari luar kota tidak perlu
bingung. Segera saja datang ke pusat roti di Jl Urip Sumoharjo.”

Menanggapi hal tersebut, Anggota Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), Bambang Ari, Minggu (5/2/2012), menilai terbentuknya pusat kuliner dan roti akan berimbas positif pada pariwisata Solo. Wisatawan bakal lebih mudah ,mencari tempat makan atau toko roti di satu kawasan saja. Namun, dia menambahkan Pemkot tetap harus mengupayakan pengembangan di titik lain. “Jangan hanya di dua lokasi itu saja, investasi di tempat lain tetap harus diberi peluang. Memang kalau mengumpul begitu bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan,” ujar Bambang.

Di sisi lain, dia mengingatkan Pemkot untuk tetap campur tangan dalam hal penataan pedagang kaki lima (PKL) kuliner. Menurut dia, PKL beda dengan pengelola restoran yang telah piawai mengelola usaha. PKL masih butuh pembinaan agar mampu memberikan pelayanan terbaik, salah satunya terkait pencantuman harga di setiap menu makanan.

(JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya