SOLOPOS.COM - Museum Taman Prasasti. (id.wikipedia.org)

Solopos.com, JAKARTA — Museum Taman Prasasti merupakan salah satu museum yang menjadi cagar budaya di Indonesia dan merupakan peninggalan dari masa kolonial Belanda. 

Museum Taman Prasasti terletak di Jalan Tanah Abang No. 1, Jakarta Pusat, Indonesia. Museum ini terbuka dan menampilkan koleksi karya seni dari masa lalu dari pematung, pemahat, kaligrafer, dan sastrawan yang menjadi satu.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Melansir dari jakarta-tourism.go.id yang diakses pada Senin (21/8/2023), Museum Taman Prasasti ini memiliki kurang lebih sebanyak 862 koleksi prasasti nisan kuno serta makam Kolonial Belanda. 

Museum Taman Prasasti memiliki luas 1,2 hektare dengan berbagai macam koleksi prasasti nisan kuno, kerajinan seni pahat, kaligrafer, koleksi kereta jenazah antik, serta miniatur makam khas dari 27 provinsi di Indonesia.

Dahulu sebelum menjadi Museum Taman Prasasti, tanah tersebut merupakan tempat pemakaman umum yang bernama Kebun Jahe Kober dengan luas 5,5 hektar. 

Pemakaman umum ini dibangun pada tahun 1795 yang konon untuk menggantikan kuburan yang ada di samping gereja Nieuw Hollandsche Kerk yang saat itu sudah penuh.

Pemakaman baru tersebut, atau Kebun Jahe Kober ini menyimpan koleksi nisan dari tahun sebelumnya. 

Hal ini karena sebagian besar dari nisan yang ada di wilayah tersebut dipindahkan dari pemakaman Nieuw Hollandsche Kerk ketika awal abad ke-19. 

Nisan-nisan yang dipindahkan tersebut diberi tanda huruf HK yang berarti singkatan dari Hollandsche Kerk. 

Akhirnya pada tanggal 9 Juli tahun 1977, pemakaman Kebon Jahe Kober resmi berubah menjadi Museum Taman Prasasti dan dibuka untuk umum. 

Museum Taman Prasasti dibuka dengan koleksi prasasti, nisan, dan makam yang terbuat dari batu alam, marmer, dan perunggu. 

Prasasti yang ada berasal dari zaman kolonial Belanda dan beberapa makam tokoh Belanda, Inggris, Indonesia, dan Hindia Belanda.

Beberapa makam tersebut diantaranya yakni ada makam A.V. Michiels yang merupakan tokoh militer Belanda saat Perang Buleleng dan Dr. H. F. Roll yang merupakan pendiri STOVIA atau Sekolah Kedokteran pada zaman Belanda.

Kemudian, J.H.R. Kohler yang merupakan tokoh militer Belanda saat Perang Aceh berlangsung, ada juga Olivia Marianne Raffles yang merupakan istri dari Thomas Stamford Raffles, mantan Gubernur Hindia Belanda.

Selain itu, di Museum Taman Prasasti juga terdapat replica dari prasasti pecah kulit Everbeld dan makam Kapitan Jas. 

Makam Kapitan Jas ini dipercaya oleh sebagian orang dapat memberikan kesuburan, keselamatan, kemakmuran, dan kebahagiaan. 

Makam Soe Hok Gie juga ditemukan di Museum Taman Prasasti. Soe Hok Gie merupakan salah satu aktivis pergerakan mahasiswa pada tahun 1960-an.

Selain menikmati prasasti dan nisan yang ada di Museum Taman Prasasti ini, orang yang berkunjung juga dapat berfoto dengan berbagai spot foto menarik karena latar arsitektur bangunan yang bergaya Eropa dan terdapat juga berbagai patung yang unik dan menarik. 

Jika memasuki kawasan Museum Taman Prasasti, pengunjung akan melihat gerbang dengan tiang besar bergaya Doria yang khas dari Yunani.

Museum Taman Prasasti juga telah memiliki beragam fasilitas seperti toilet, musala, auditorium, dan tempat parkir. 

Untuk masuk ke dalam Museum Taman Prasasti, pengunjung hanya cukup mengeluarkan uang Rp5.000 untuk orang dewasa, Rp3.000 untuk mahasiswa, dan Rp2.000 untuk anak-anak dan pelajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya