SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Banyumas (Solopos.com) – Puluhan rumah dan ratusan hektare sawah yang tersebar di Desa Rawalo dan Pesawahan, Kecamatan Rawalo, serta Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terendam banjir, Selasa (15/11/2011).

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Banjir tersebut mulai terjadi sekitar pukul 05.30 WIB akibat hujan lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Banyumas sejak Selasa dinihari. “Saat banjir baru datang, genangan air di dalam rumah saya mencapai 15 centimeter. Bahkan di rumah belakang mencapai 50 centimeter,” kata Ahmad Suwarto (50), warga Desa Rawalo RT 01 RW 03. Menurut dia, lingkungan RW 03 sering terkena banjir karena merupakan daerah cekungan.

Akan tetapi, kata dia, banjir kali ini cukup tinggi lantaran tidak hanya disebabkan hujan tetapi juga akibat adanya tanggul irigasi di Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo yang jebol. “Kalau tidak ada tanggul yang jebol, ketinggian air tidak mungkin seperti sekarang ini,” katanya.

Akibat banjir tersebut, dua sekolah di Desa Rawalo, yakni SDN 3 Rawalo dan Taman Kanak-kanak Aisyah 2 Rawalo terpaksa meliburkan siswanya. Kepala SDN 3 Rawalo, Sukirah mengatakan, ketinggian air saat menjelang jam pelajaran sekolah dimulai hampir mencapai lantai teras ruang kelas. “Kami tidak ingin anak-anak yang berjumlah 103 orang ini menjadi sakit atau jatuh akibat banjir sehingga mereka diliburkan selama satu hari,” katanya.

Dia mengakui, banjir tersebut menghambat kegiatan belajar mengajar karena siswa akan menghadapi ujian semester pada bulan Desember. Selain itu, kata dia, hari Senin (21/11/2011) mendatang juga akan dilakukan pemilihan peserta olimpiade mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam bagi siswa kelas 5. “Oleh karena itu, para guru harus memberikan materi pelajaran secara maksimal,” katanya.

Kendati demikian, dia mengakui, banjir yang menggenangi sekolah ini tidak sebesar yang terjadi pada tahun 2005 silam karena saat itu ketinggian air di dalam kelas bisa mencapai 50 centimeter. “Waktu itu sekolah belum dipugar dan ditinggikan sehingga genangan air di dalam kelas bisa mencapai 50 centimeter,” katanya.

Sementara di Desa Pesawahan, banjir juga menggenangi halaman SMAN Rawalo sehingga 550 siswanya diliburkan. Kepala SMA Negeri Rawalo Tugiyono mengatakan, sekitar sekolah ini merupakan daerah langganan banjir akibat luapan Sungai Sungkalan ditambah limpahan dari saluran irigasi. Menurut dia, pihaknya telah berupaya mengantisipasi agar luapan Sungai Sungkalan ini tidak menggenangi halaman sekolah, yakni dengan membangun pagar tembok di sekeliling sekolah. “Beberapa bagian sudah dibuat benteng tembok, tinggal yang tepi sungai ini. Rencananya tahun ini akan dibangun, tapi malah keduluan banjir,” katanya.

Ia mengatakan, banjir kali ini cukup besar karena ketinggian air mencapai 50 centimeter. Bahkan, kata dia, panjang genangan air di jalan utama Desa Pesawahan mencapai satu kilometer lebih dengan ketinggian bervariasi. Selain menggenangi rumah dan sekolah, banjir juga merendam ratusan hektare sawah yang sedang diolah menjelang masa tanam.

Secara terpisah, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Ariono Purwanto mengatakan, banjir yang melanda tiga desa di kabupaten ini akibat hujan lebat yang terjadi sejak Selasa dinihari. “Berdasarkan pantauan kami, wilayah yang tergenang banjir berada di Desa Rawalo dan Pesawahan, Kecamatan Rawalo. Di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, juga ada genangan dan daerah itu memang sering tergenang,” katanya. Menurut dia, banjir di Rawalo bukan disebabkan adanya tanggul jebol melainkan karena luapan air sungai.

JIBI/SOLOPOS/Ant

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya