SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Pulau es berukuran 30 km x 10 km atau sekitar separuh Kota Jakarta lepas dari gletser Petermann, Greenland, di selatan Kutub Utara, pekan lalu. Bongkahan es raksasa itu kini sedang melintasi Lautan Artic. Jika mencair, pulau es itu tidak terlalu berpengaruh bagi perairan Indonesia.

“Besaran pulau es yang pecah saat ini tidak terlalu berpengaruh, kecuali pecahan esnya sebesar Amerika, itu baru mengancam,” kata peneliti perubahan iklim dari University of Hamburg, Dr Armi Susandi, Kamis (12/7).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Secara umum, pecahan es tersebut akan berdampak pada peningkatan volume air laut di sekitar perairan yang dilalui pulau es. “Volume di Indonesia sendiri tidak terlalu besar, jadi tidak terlalu berpengaruh,” jelas akademisi ITB itu.

Selain bertambahnya volume air laut di sekitar wilayah yang dilalui pulau es itu, yang perlu diwaspadai adalah ancaman ekosistem yang ada di laut tersebut.

“Karena ada perubahan iklim tentunya ekosistem di sana akan berpindah. Akibatya pola penangkapan nelayan akan berubah dan dampak lainnya nelayan itu akan memerlukan cost tambahan,” ujarnya.

Lalu, apa dampaknya secara langsung kepada wilayah tropis seperti Indonesia?

“Bukan volume air laut yang harus diwaspadai, tapi perubahan cuaca yang terjadi sekehendak alam,” jawab Armi.

dtc/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya