SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Surabaya (Espos) – Protes PT KA terhadap proyek pembangunan fly over Jalan Diponegoro-Pasar Kembang disesalkan. Sebab protes dengan dalih untuk melindungi bekas rel trem itu tanpa diikuti dengan konsep menghidupkan kembali moda trasportasi kereta perkotaan.

“Seharusnya PT KA tidak hanya teriak saja,” kata Pengamat Tata Kota dari UK Petra Surabaya, Benny Poerbantanu di Surabaya, Senin (14/2).

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Menurut dia, PT KA seharusnya memiliki rencana matang untuk menghidupkan moda trasportasi kereta berjaringan di dalam kota. Sebab di Surabaya terdapat jalur trem yang terkoneksi antar titik yang dibangun di jaman Belanda.

“Harus membuat terobosan yakni membuat sebuah rencana ke depan yang terstruktur dengan mengaktifkan kembali kereta perkotaan,” pintanya.

Benny juga mempertanyakan sikap PT KA Daops VIII Surabaya baru menyatakan keberatannya atas pembangunan fly over Diponegoro-Pasar Kembang, padahal proyek itu sudah mulai dikerjakan sejak Januari 2011 lalu. Sementara PT KA diam ketika ada pembangunan patung di jalur hijau Jalan Diponegoro.

“Padahal di bawahnya juga terdapat rel kereta trem yang sama seperti di lokasi proyek fly over. Karena trayek itu merupakan satu jurusan dan rel di sana merupakan double track yang menghubungkan Ujung Baru-Joyoboyo,” ujarnya mempertanyakan.

Tidak hanya itu, Benny juga menyayangkan perencanaan pembangunan fly over yang dianggapnya tidak cermat sehingga muncul protes dari PT KA. Namun kata dia semuanya bisa dilakukan pembicaraan dengan instansi terkait.

“Saya kira konstruksinya sudah bergeser, sehingga saya kira tidak akan menganggu dan merusak jaringan rel yang tertanam serta nanti ketinggiannya fly over akan disesuaikan. Tapi yang terpenting semua harus direalisasikan,” tandasnya.

Seperti diberitakan PT KA Daops VIII Surabaya mendadak mengajukan keberatan kepada Kementerian Pekerjaan Umum. PT KA minta proyek fly over dikaji ulang karena di lokasi proyek pemerintah pusat itu terdapat bekas rel trem yang terkubur. PT KA tidak ingin rel trem yang masih menjadi aset negara itu rusak.

PT KA membantah bila protes yang dilayangkan mendadak itu terkait dengan wacana pembangunan tol tengah kota melalui Diponegoro seperti yang dilansir Gubernur Soekarwo beberapa waktu lalu. Dan PT KA menegaskan keinginannya melindungi rel trem itu juga bukan dari konsep untuk menghidupkan lagi moda transportasi kereta dalam kota.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya