Solopos.com, SOLO — Bagi kalangan nenek-nenek dengan usia 70 tahun ke atas, kutang dengan merek Suroso cukup populer dengan mereka. Cerita seputar kutang di Indonesia berawal dari dimulainya proyek kerja paksa pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan (1808-1811) pada masa pemerintahan Daendels.
Feriawan Agung Nugroho, warga Pakem, Jogja, dalam postingan di akun Facebook-nya menyebut menilai bagi simbah-simbah, kutang Suroso memiliki keunggulan karena benik atau kancingnya ada di depan, tepatnya di antara dua payudara. Tidak seperti kutang biasa yang kancingnya ada di punggung.
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.