SOLOPOS.COM - Puluhan peziarah beristirahat di bangsal Kompleks Makam Pangeran Samudro, Pendem, Sumberlawang, Kamis (8/5/2014) malam. Ritual ziarah di Gunung Kemukus mendapat sorotan masyarakat menyusul masih maraknya praktik prostitusi di kawasan tersebut. (JIBI/Solopos/Kurniawan)

Solopos.com, SRAGEN — Penduduk di kawasan objek wisata Gunung Kemukus, Desa Pendem, Sumberlawang, Sragen, mulai kebingungan lantaran sepinya kunjungan ke kawasan tersebut. Warga berharap segera ada solusi agar mereka bisa bertahan hidup.

Kepala Desa (Kades) Pendem, Herdiana, mengungkapkan sejak ramainya pemberitaan tentang Gunung Kemukus dan pemerintah berniat menutup tempat hiburan seperti karaoke di kawasan itu, nyaris tak ada kunjungan wisata. “Dari laporan warga, memang akhir-akhir ini sangat sepi kunjungan. Belum tahu nanti saat malam Jumat Pon dan Jumat Kliwon,” jelas dia kepada wartawan di Sragen, Minggu (30/11/2014).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dia mencontohkan seperti pada Minggu sama sekali tak ada aktivitas kunjungan di objek wisata itu. “Hari ini tutup total. Tidak ada aktivitas sama sekali. Termasuk warga pendatang yang membuka usaha di tempat itu. Perasaan ketakutan yang berlebihan membuat mereka mengambil barang dagangan untuk bertahan hidup di tempat lain,” ungkapnya.

Herdiana mengaku akhir-akhir ini juga didatangi warga setempat terkait keluhan kondisi kawasan Gunung Kemukus yang belakangan sepi. “Keluhan datang dari penduduk asli di sana yang memiliki usaha dan mengandalkan kunjungan wisata. Banyak yang bingung untuk memenuhi setoran karena memiliki pinjaman di bank,” urai dia.

Dia menyampaikan 70% dari total warga setempat sekitar 262 keluarga mengandalkan perekonomian dari kunjungan ke Gunung Kemukus baik kunjungan ziarah Makam Pangeran Samudro maupun bukan pengunjung ziarah. Dia mencontohkan penduduk setempat mengais rezeki dari usaha warung makan, toko kelontong, penjual bunga, ojek serta jasa parkir.

Selama ini, meski bukan pada hari pasaran, kawasan tersebut masih didatangi wisatawan. Sedangkan belakangan ini jumlah kunjungan ke tempat itu setiap harinya turun drastis. Dia menyampaikan sejak kondisi objek wisata sepi penghasilan usaha warga menurun hingga 90%. “Sudah sepi otomatis imbasnya kepada warga yang selama ini mata pencahariannya mengandalkan kunjungan dari peziarah maupun nonpeziarah,” kata dia.

Lantaran hal itu, warga berharap pemerintah segera memikirkan nasib warga setempat yang mengandalkan penghasilan dari kunjungan ke Gunung Kemukus. “Mohon ada pemikiran serius bagaimana caranya agar warga di Dukuh Gunungsari dan Kedunguter tetap bisa mendapatkan penghasilan,” jelas dia.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, menyampaikan bakal melakukan pemetaan permasalahan yang ada di lingkungan Gunung Kemukus. Pemetaan tersebut salah satunya bisa dilakukan melalui pemberian keterampilan kepada warga setempat.

“Atau mereka mau potensi yang ada di wilayah itu digali kecuali seks komersial, itu bisa diberdayakan baik berupa kerajinan maupun usaha ekonomi kreatif lainnya,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya