SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Ilustrasi/genuardis.net)

Prostitusi anak dengan kedok warung kopi di Jagakarsa, Jakarta Selatan, memperlihatkan modus baru.

Solopos.com, JAKARTA — Prostitusi yang melibatkan ABG di Jagakarsa, Jakarta Selatan, terbongkar oleh Polsek setempat. Ada 15 perempuan berusia 15 dan 16 tahun yang terlibat dalam praktik esek-esek yang diatur oleh seorang pria bernama TS alias Torik, 50, itu.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Polisi menggerebek bangunan semi permanen yang berdiri di Jl. Timbil IV RT 08/03, Cipedak, Jagakarsa, pada Kamis )18/2/12016) malam lalu sekitar pukul 22.00 WIB. Namun dari penggerebekan itu, terungkap tersangka menjalankan bisnis prostitusinya itu sejak dua tahun lalu. Padahal, lokasi ini hanya 500 meter dari Mapolsek Jagakarsa.

“Jadi lokasinya ini hanya 500 m dari Polsek. Awalnya ini berasal dari informasi masyarakat di sekitar TKP yang resah dengan kehadiran orang-orang yang bukan warga sekitar, nongkrong di situ. Padahal warung [kopi] sudah tidak aktif,” kata Kapolsek Jagakarsa, Kompol Sri Bhayangkari, di Mapolsek Jagakarsa yang ditayangkan live di TV One, Jumat (11/3/2016).

Di lokasi itu, warga setempat juga sering melihat ada banyak gadis ABG dan laki-laki dewasa. Lalu muncullah kecurigaan. “Jangan-jangan untuk zina. Kemudian kami kroscek, pastikan ada orangnya, langsung gerebek,” kata Sri.

Di lokasi itu, polisi menemukan ada beberapa kondom, tes pack kehamilan, uang Rp700.000, dan sebuah memori card. Memori card ini menyimpan foto-foto perempuan ABG itu, termasuk foto mereka dalam berbagai pose semi terbuka. Ini memang menjadi salah satu alat tersangka untuk menjual para PSK di bawah umur itu kepada para pelanggannya.

Menurut Sri, modus tersangka menjual gadis-gadis itu adalah dengan menelepon para pelanggan jika para gadis itu sudah ada di warung. Biasanya, jika para gadis itu sudah siap di warung, tersangka memberi tahu pelanggannya bahwa “ada barang”. Jika si pelanggan mau, dia datang ke warung itu dan terjadi transaksi.

Praktik esek-esek itu juga diduga dilakukan di dalam bekas warung kopi itu. Pasalnya, di dalam warung itu juga ditemukan kasur yang diduga sebagai fasilitas untuk hubungan badan pelanggan dengan para gadis itu. “Tarif mereka antara Rp200.000-Rp400.000 sekali, kemudian dibagi [antara para gadis ABG] dengan tersangka.”

Meski para gadis yang terlibat dalam prostitusi ini mencapai 15 orang, baru sembilan di antaranya yang sudah terdeteksi. Sedangkan enam orang lainnya masih dicari. “Ini karena mereka datangnya tidak bersamaan. Dua-empat orang datang, lalu tersangka menghubungi temannya bahwa ‘ada barang’.”

Prostitusi ini memang belum lama terendus meski sudah berlangsung dua tahun. Pasalnya, tersangka memang membuka warung kopi yang menjadi kedoknya berbisnis esek-esek. “Karena warung kopinya tidak berkembang, akhirnya bikin seperti ini,” kata Kapolsek.

Kebetulan, sejak dua bulan lalu, warung kopi ini sudah tidak lagi beroperasi. Namun aktivitas di warung kopi itu masih ramai dan akhirnya menimbulkan kecurigaan warga setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya