SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Program 35.000 megawatt berupaya diwujudkan oleh pemerintah.

Solopos.com, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) telah menandatangani kontrak perjanjian jual beli listrik dan kontrak pembangunan pembangunan listrik secara kumulatif sampai akhir tahun ini sebesar 17.340 MW.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan 12.800 MW di antara kontrak yang sudah diteken mulai dilaksanakan pada tahun ini. Kontrak tersebut merupakan bagian dari program pembangunan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang ditargetkan tercapai 35.000 MW pada tahun 2019.

“Perkembagan program pelaksanaan program 35.00 MW kemarin 21 Desember 2015 telah ditandatangani kontrak PPA dan EPC sebesar 8.040 MW sehingga akumulasi mencapai 17.340 MW, dengan sebaran mencakup Seluruh wilayah Indonesia,” kata Sofyan dalam acara tatap muka dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta, Selasa (22/12/2015).

Lokasi pembangkit listrik, lanjut Sofyan, berada di pulau Sumatra, Jawa Kalimantan, Sulawesi, NTB, Maluku, Papua termasuk pembangunan PLTD di 50 daerah terluar dan terpencil yang dikunjungi Presiden beberapa waktu lalu.

Dari 17.340 MW yang sudah diteken, ia menyebut kapasitas sebesar 4.291 MW di antaranya menggunakan energi baru terbarukan yakni gas, air dan panas bumi. Selebihnya kapasitas 13.049 MW menggunakan energi batu bara.

Pada kesempatan itu, PLN mengajak sekitar 150 investor yang merupakan pengembang dan kontraktor listrik yang membawa teknologi terbaru dari Jepang, China, Amerika dan Eropa untuk bertemu dengan Presiden. Menurut Sofyan, investor tersebut sudah melewati proses pengadaan secara ketat dan transparan.

“Pengembang dan kontraktor telah memegang kontrak dengan nilai lebih kurang US$20 miliar setara Rp280 triliun. Angka ini merupakan angka yang sangat besar untuk ukuran kita saat ini yang diupayakan oleh satu perusahaan di dalam negeri,” papar mantan Dirut BRI tersebut.

Mengingat angka yang sangat besar, Sofyan menyebutkan sektor kelistrikan sangat tergantung dari keberhasilan para pengembang dan kontraktor. Oleh karena itu ia menyampaikan tingkat sukses program ini perlu dijaga agar mencapai 100%.

Pengalaman sebelum ini, katanya tingkat keberhasilan atau success ratio pembangunan pembangkit listrik oleh swasta tidak lebih dari 50%. PLN menegaskan tidak ingin mengulang tingkat kesuksesan yang rendah tersebut dengan melakukan seleksi ketat kepada pengembang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya