SOLOPOS.COM - Lieus Sungkharisma. (JIBI/Bisnis - Sholahuddin Al Ayubbi)

Solopos.com, SOLO–Profil Lieus Sungkharisma yang meninggal dunia diduga karena serangan jantung, Selasa (24/1/2023) malam lebih dikenal publik lantaran aktif melakukan gerakan politik pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Saat itu, dia menjadi bagian dari gerakan #2019GantiPresiden yang menegaskan dukungannya untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Prabowo-Sandi) yang saat itu berkontestasi dengan petahana Joko Widodo (Jokowi) berpasangan dengan Ma’ruf Amin (Jokowi-Amin).

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Namun, jauh sebelumnya Lieus adalah aktivitas sudah dikenal sebagai aktivis di berbagai bidang, dari keagamaan, politik, hingga kepemudaan.  Berikut profil Lieus Sungkharisma yang dihimpun Solopos.com dari sejumlah sumber, Rabu (25/1/2023).

Lieus Sungkharisma bernama asli Li Xue Xiung. Dia lahir di Cianjur, Jawa Barat pada 11 Oktober 1959. Dia pernah menjadi Ketua Umum Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (Parti) dan Ketua Umum Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabuddhi) pada 1985.

Kemudian dia diangkat menjadi Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depinas SOKSI) periode 1986-1991 dan Ketua Perhimpunan Pengusaha Tionghoa DKI Jakarta.

Lieus juga pernah menjadi Ketua DPP Angkatan Muda Pembaruan Indonesia (AMPI) dan DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Dia pun pernah menduduki posisi sebagai Ketua Umum Multi Culture Society sekaligus Wakil Presiden The World Peace Committee.

Selain mendirikan partai, Lieus Sungkharisma pernah menjadi bagian dari Partai Golkar.

Profil itu menunjukkan Lieus Sungkharisma merupakan aktibitas sejak masih muda di mana saat itu dia hidup pada masa Orde Baru dan pernah menjadi pengusaha.

Sebagai aktivitas, Lieus Sangkhurisma pernah melakukan sejumlah manuver. Saat Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta didampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Lieus aktif mengkritik kebijakan mereka terkait pembangunan moda raya terpadu (MRT). Dia sempat menjadi Koordinator masyarakat peduli MRT Fatmawati.

Namun pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Lieus berbalik mendukung Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Sebagai bentuk dukungannya kepada Jokowi, Lieus menggelar lomba menulis Surat Untuk Jokowi. Dia menunjuk Cendekiawan Muslim Komaruddin Hidayat hingga penulis novel Dewi Lestari sebagai juri. Saat itu Jokowi-Kalla memenangi kontestasi pilpres melawan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Meski saat itu mendukung Jokowi, hal itu tak membuat Lieus Sungkharisma serta merta mendukung Ahok-Djarot dalam Pilgub DKI 2017. Dia mengaku kecewa dengan kepemimpinan Ahok yang dia nilai bermasalah.

Oleh karena itu, dia mendukung Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Dia mendeklarasikan sukarelawan Barisan Teman Agus-Sylvi (Batas). Melalui Batas, Lieus berjuang menggalang suara masyarakat Tionghoa untuk Agus-Sylvi. Meskipun pada akhirnya paslon yang dia dukung itu tersingkir.

Kemudian pada Pilpres 2019, Lieus Sungkharisma menjadi bagian dari gerakan #2019GantiPresiden yang menegaskan dia mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga yang saat itu melawan petahanan Jokowi-Amin.

Dia kecewa dengan kepemimpinan Jokowi selama menjadi presiden periode pertama. Lieus Sungkharisma memutuskan mendukung Prabowo-Sandi dengan menjadi Koordinator Forum Aspirasi Rakyat (FAR). Forum ini berisi tokoh Tionghoa dari beragam profesi yang mendukung pasangan calon (paslon) Prabowo-Sandi.

Guna menggelorakan gerakan #2019GantiPresiden, dia juga ikut membuat video clip lagu #2019GantiPresiden bersama tokoh pro Prabowo lainnya, seperti Ahmad Dhani dan Fadli Zon.

Kemudian, Lieus Sungkharisma tersandung kasus hukum. Lieus bersama dilaporkan ke polisi atas tuduhan makar pada 8 Mei 2019. Dia dilaporkan bersama Kivlan Zen atas tuduhan yang sama. Tuduhan makar itu didasarkan atas sebuah video pidato Lieus yang dianggap sarat akan muatan makar.

Lieus dibawa ke Polda Metro Jaya setelah ditangkap di rumahnya di Jalan Keadilan, Jakarta Barat akhirnya pada 20 Mei 2019.

Lieus Sungkharisma dikabarkan meninggal dunia pada Selasa malam. Rekan dan kolega mengucapkan dukacita melalui Twitter, termasuk Fadli Zon.

“Selamat jalan Bro Lieus Sungkharisma, aktivis yg berani bicara n bersikap. Sungguh sedih n merasa kehilangan. Sy mengenalnya sejak 1992, ketika alm menjadi Ketum Gemabudhi. RIP Bro Lieus …,” tulis Wakil Ketum Umum (Waketum) DPP Partai Gerindra yang juga anggota DPR itu dalam cuitannya yang dipantau Solopos.com, Rabu.

Pada cuitan lainnya, Fadli Zon menyematkan tayangan kanal Youtube-nya tentang obrolannya bersama Lieus bertema Habib Rizieq pada 2021.

Fadli Zon juga mengunggah cuitan lain mengenai kenangannya berbincang bersama Lieus di rumah Rocky Gerung.

“Kenangan ngobrol bersama Bro Lieus Sungkharisma di rumah Rocky Gerung. Selamat jalan Bro Lieus. Sikap n keberanianmu akan selalu menginspirasi. RIP.,” tulisa Fadli Zon dalam cuitannya.

Dukacita juga disampaikan politikus Partai Gerindra yang juga anggota DPR lainnya, Habiburokhman. “Dukacita mendalam beliau Aktivis yg punya idealisme, selamat jalan Bang Lieus,” tulis Habiburokhman dalam cuitannya di akun Twitter miliknya, @habiburokhman.

Demikian profil Lieus Sungkharisma.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya