SOLOPOS.COM - K.H. Ali Favie, mantan Rais Aam dan Ketua MUI (Twitter/@nahdlatululama).

Solopos.com, SOLO–Berikut adalah profil K.H. Ali Yafie, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tutup usia.

K.H. Ali Yafie mengembuskan napas terakhir di RS Primer Bintara, Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu (25/2/2023) pukul 22.13 dan dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (26/2/2023).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Sejumlah tokoh melayat di rumah duka seperti Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan tokoh lainnya.

Banyak pihak yang menyampaikan duka cita atas meninggalnya K.H. Ali Yafie, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Agama (Menag) yang juga warga NU, Yaqut Cholil Qoumas, Anies Baswedan, dan tokoh lainnya.

Berikut adalah profil K.H. Ali Yafie.

Dikutip dari akun Twitter @nu_online, Senin (27/2/2023), K.H. Ali Yafie merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat periode 1990-2000. Selain itu, K.H. Ali Yafie adalah Rais Aam Pengurus Besar NU (PBNU) periode 1991-1992.

Rais Aam adalah pemimpin tertinggi dalam jami’iyah atau kepengurusan NU. Keberadaannya ada dalam jajaran syuriah atau sesepuh yang dimuliakan.

Dikutip dari laman Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman, laduni.id, tokoh NU bergelar profesor doktor itu dilahirkan di Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 September 1926 atau 23 Safar 1345.

Bulan ketika K.H. Ali Yafie dilahirkan merupakan bulan digelarnya muktamar NU pertama. K.H. Ali Yafie anak ketiga dari lima bersaudara (empat saudara kandungnya sudah meninggal meliputi As’ad, Muzainah, Manarussana, dan Amira).

Profil K.H. Ali Yafie, dia lahir dari pasangan bernama Syekh Muhammad al-Yafie dan Imacayya, putri raja dari salah satu kerajaan di Tanete di pesisir barat Sulawesi Selatan (Sulsel).

Menurut penuturan Helmi Aly, putra K.H. Ali Yafie, neneknya itu meninggal saat K.H. Ali Yafie berumur 10 tahun. Setelah itu ayah K.H. Ali Yafie menikah lagi dengan Tanawali.

Pasangan ini diberi empat keturunan meliputi Muhsanah, Husain, Khadijah, dan yang masih hidup bungsunya, Idris. Muhammad Al-Yafie meninggal pada awal 1950-an.

K.H. Ali Yafie menikah saat berusia 19 tahun. Dia menikah dengan Hj. Aisyah yang saat itu masih berusia 16 tahun. Kendati menikah muda, mereka mengarungi bahtera rumah tangga dengan bahagia.

Buah dari pernikahan itu, K.H. Ali Yafie dikaruniai empat anak meliputi Helmi Ali, Saifuddin Ali, Azmi Ali, dan Badrudtamam Ali.

K.H. Ali Yafie mendirikan Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 1947.

Profil K.H. Ali Yafie, selama hidup dia memiliki karier cemerlang seperti menjadi Dekan di Fakultas Ushuluddin IAIN Ujung Pandangiau, Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan anggota DPR sampai 1987.

Selain itu, pernah menjabat hakim Pengadilan Tinggi Agama Makasar dan Kepala Inspektorat Peradilan Agama serta Dewan Pengurus Syariat Bank Muammalat Syariat.

Demikian profil K.H. Ali Favie, tokoh besar NU yang telah wafat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya