SOLOPOS.COM - K.H. Ali Yafie, mantan Rais Aam dan Ketua MUI (Twitter/@nahdlatululama).

Solopos.com, SOLO–K.H. Ali Yafie, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang tutup usia, memiliki profil panjang.

Pengasuh sekaligus pendiri Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan pada 1947 itu dikenal sebagai ulama yang sangat baik dan menjadi panutan.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

K.H. Ali Yafie merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat periode 1990-2000. Selain itu, K.H. Ali Yafie adalah Rais Aam Pengurus Besar NU (PBNU) periode 1991-1992.

Rais Aam adalah pemimpin tertinggi dalam jami’iyah atau kepengurusan NU. Keberadaannya ada dalam jajaran syuriah atau sesepuh yang dimuliakan.

Dikutip dari laman Layanan Dokumentasi Ulama dan Keislaman, laduni.id, Senin (27/2/2023), tokoh NU bergelar profesor doktor itu memiliki santri yang kini telah menjadi tokoh dan ulama.

Tiga di antaranya adalah Mantan Menteri Agama Quraish Shihab, Mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, dan salah satu Ketua MUI Umar Shihab.

Quraish Shihab adalah cendekiawan muslim ternama di Tanah Air. Dia sering muncul di televisi pada acara siraman rohani. Dia pernah mengatakan K.H. Ali Yafie bagaikan api di puncak gunung. Ungkapan itu bermakna seseorang yang menjadi panutan bagi siapa pun.

K.H. Ali Yafie, ulama yang dilahirkan di Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 September 1926 atau 23 Safar 1345 itu berasal dari keluarga yang taat menjalankan ajaran agama Islam.

laduni.id menyebut Sejak kecil dia sudah berkecimpung di dunia pesantren. Ayahnya K.H. Mohammad Yafie, seorang pendidik, sudah mendidiknya soal keagamaan dengan memasukkannya ke pesantren.

Sang ayah mendorongnya menuntut berbagai ilmu pengetahauan, terutama ilmu pengetahuan agama sebanyak-banyaknya dari para ulama, termasuk ulama besar Syekh Muhammad Firdaus dari Hijaz, Makkah, Arabi Saudi.

Didikan orang tuanya untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya tertanam terus sejak kecil hingga kemudian diteruskan dalam mendidik putra-putranya dan santri-santrinya di Pondok Pesantren Darul Dakwah Al-Irsyad.

K.H. Ali Yafie memperoleh pendidikan pertamanya di sekolah dasar (SD) umum yang dilanjutkan dengan pendidikan di Madrasah Asadiyah yang terkenal di Sengkang, Sulawesi Selatan.

Tercatat K.H. Ali Yafie memiliki sejumlah guru di antaranya Syekh Ali Mathar (Rappang), Syekh Haji Ibrahim (Sidraf), Syekh Mahmud Abdul Jawad (Bone), dan Syekh As’ad Singkang.

Selain itu Syekh Ahmad Bone (Ujungpandang), Syekh Abdurrahman Firdaus (Jampue Pinrang), dan Syekh Muhammad Firdaus (Hijaz, Arab Saudi).

K.H. Ali Yafie mengembuskan napas terakhir di RS Primer Bintara, Tangerang Selatan, Banten pada Sabtu (25/2/2023) pukul 22.13 dan dimakamkan di Tempat Permakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (26/2/2023).

Sejumlah tokoh melayat di rumah duka seperti Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin, mantan Wapres Jusuf Kalla, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, dan tokoh lainnya.

Banyak pihak yang menyampaikan duka cita atas meninggalnya K.H. Ali Yafie, seperti Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Agama (Menag) yang juga warga NU, Yaqut Cholil Qoumas, Anies Baswedan, dan tokoh lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya