SOLOPOS.COM - Susi Air di bawah naungan PT ASI Pudjiastuti Aviation yang memegang Air Operator Certificate AOC 135-028. (Istimewa/susiair.com)

Solopos.com, JAKARTA — Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menjadi rebutan tiga calon presiden untuk masuk ke tim pemenangan masing-masing.

Kendati Partai Gerindra Jawa Barat mengklaim Susi sudah bersedia gabung tim Prabowo-Gibran namun hingga saat ini pencetus istilah “tenggelamkan” itu belum memberikan konfirmasi.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Siapakah Susi Pudjiastuti? Berikut profil Susi Pudjiastuti seperti dikutip Solopos.com dari sejumlah sumber, Selasa (21/11/2023).

Susi Pudjiastuti yang bergelar doktor honoris causa (HC) lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran, Jawa Barat.

Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa Tengah namun sudah lima generasi hidup di Pangandaran.

Keluarga Susi memiliki usaha ternak, memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat.

Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai tuan tanah di daerahnya.

Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP di SMP Negeri 1 Pangandaran, Susi melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah akibat keaktifannya dalam gerakan Golput.

Selain itu, Susi juga mengaku tidak cocok dengan sistem sekolah.

Susi adalah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019.

Susi pemilik sekaligus Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat.

Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti.

Susi Air mempekerjakan 136 pilot, dengan 90 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.

Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang ditetapkan secara resmi pada 26 Oktober 2014.

Sebelum dilantik, Susi melepas semua posisinya di perusahaan penerbangan Susi Air dan beberapa posisi lainnya untuk menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai menteri dan sebagai pemimpin bisnis.

Selain itu, alasan lain Susi melepas semua jabatannya adalah agar dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.

Selama menjabat, Susi dikenal sangat giat dalam memberantas penangkapan ikan ilegal (illegal fishing) di laut Indonesia.

Ia tak segan-segan memerintahkan penenggelaman kapal terutama milik asing yang terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia.

Dalam rentang waktu November 2014 hingga Agustus 2018, sebanyak 488 kapal pencuri ikan ditenggelamkan.

Kapal berbendera Vietnam paling banyak ditenggelamkan yaitu sebanyak 276 kapal, diikuti Filipina (90), Thailand (50), Malaysia (41), Indonesia (26), Papua Nugini (2), Tiongkok (1), Belize (1), dan tanpa negara (1).

Selama dua tahun kebijakan tersebut diterapkan, stok ikan Indonesia bertambah 5,4 juta ton atau sekitar 76%.

Pada tahun 2018, stok ikan mencapai 13,1 juta ton, lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya sebanyak 7,3 juta ton.

Kebijakan tegas dalam memerangi pencurian ikan oleh Susi Pudjiastuti juga berdampak pada meningkatnya ekspor ikan Indonesia.

Langkah Susi menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan mendapat respons positif dan negatif dari berbagai pihak.



Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan yang merupakan bagian dari kabinet Jokowi sendiri mengkritik kebijakan Susi soal penenggelaman kapal.

Luhut meminta Susi untuk fokus meningkatkan ekspor perikanan Indonesia.

Pernyataan ini didukung pula oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla yang meminta Susi melelang kapal pencuri ikan ketimbang menenggelamkannya.

Susi bergeming dan mengatakan langkahnya sudah sesuai dengan undang-undang serta dampaknya terasa dengan meningkatnya produktivitas perikanan.

Susi enggan menggunakan metode lelang kapal karena berpotensi dibeli kembali oleh pencuri ikan dengan harga yang murah.

Penenggelaman kapal juga dikritik menjadi penyebab kerusakan lingkungan.

Susi menjelaskan bahwa kapal-kapal yang ditenggelamkan akan menjadi terumbu karang. Selain itu, lokasi penenggelaman juga dipilih di area yang tidak ada terumbu karangnya dan kapal-kapal tersebut sudah dibersihkan dari benda yang berpotensi merusak lingkungan.

Di luar negeri, kebijakan Susi mendapatkan apresiasi seperti dari WWF Internasional yang menganugerahinya ‘Leaders for a Living Planet Awards’ atas komitmennya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan di Indonesia.

Hingga Oktober 2019, tercatat 556 kapal pencuri ikan ditenggelamkan.

Namun Susi tidak beruntung. Pada pemerintahan kedua Jokowi dirinya tidak lagi dipakai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya