SOLOPOS.COM - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan orasi politiknya saat hadir dalam Apel Akbar TKN Muda Prabowo-Gibran di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (2/2/2024). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/YU)

Solopos.com, SOLO – Prabowo Subianto atau yang kini profilnya dikenal sebagai capres gemoy merupakan politikus ternama di Tanah Air. Dia terhitung sudah empat kali mengikuti pilpres sejak 2009. Tapi siapa sangka sebelum terjun ke dunia politik, Prabowo justru meniti karier di dunia militer sebagai TNI.

Prabowo lahir dengan nama lengkap Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Ibunya bernama Dora Marie Sigar dan ayahnya adalah seorang ekonom bernama Soemitro Djojohadikusumo.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

Pria kelahiran Jakarta 17 Oktober 1951 itu adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Sejak kecil Prabowo banyak menghabiskan waktu di luar negeri. Hal ini menjadikan Prabowo menjadi fasih berbahasa asing.

Jika dirunut berdasarkan garis keturunan, Prabowo yang kini profilnya dikenal sebagai capres 2024 adalah seorang bangsawan Jawa. Darah birunya diwarisi dari sang ayah yang merupakan anak dari pendiri Bank Indonesia, Margono Djojohadikusumo.

Prabowo memulai kariernya di dunia militer dengan menempuh pendidikan di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah. Setelah lulus, Prabowo yang saat itu berpangkat Letda (Letnan Dua) itu dua tahun setelahnya yakni ditugaskan ke dalam Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), yakni nama lampau dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) hingga 1985.

Di sela-sela tugasnya di detasemen khusus, pria berdarah ningrat itu juga ditugaskan ke Timor-Timur guna memberantas pasukan Fretilin pada 1978.

Beres menelan asam garam dari Timor-Timur, Ketua Umum Gerindra ini pun kembali ke Tanah Air pada 1978. Dan lima tahun sesudahnya dan menikah dengan Titiek Soeharto, anak Presiden Soeharto.

Sepak terjang pria yang kini kerap berjoget itu bisa dibilang cukup sukses di dunia militer. Dia berhasil mencapai pangkat tinggi hingga menjadi Panglima Komando Strategis Cadangan (Pangkostrad) pada 20 Maret 1998.

Namun sayang, di balik karier cemerlang di dunia militer, Prabowo harus menelan pil pahit. Pada 22 Mei 1998, dirinya harus rela dipecat sebagai tentara oleh BJ Habibie yang kala itu menjabat sebagai Presiden RI. Ironisnya lagi, pada waktu yang hampir bersamaan, dia juga mesti berpisah dengan sang pujaan hati.

Tak berhenti sampai di situ, karier kemiliterannya pun resmi tamat selepas Dewan Kehormatan Panglima (DKP) memberhentikannya secara tidak hormat pada 19 Agustus 1998.

Karier Politik

Awal reformasi terasa pahit bagi Prabowo yang kemudian banting setir ke dunia politik. Tahun 2004 menjadi awal bagi Prabowo untuk mencoba peruntungan di dunia politik. Golkar adalah saksi di mana lelaki berusia 72 tahun itu mencoba meniti kembali jalur hidupnya.

Meski waktu itu gagal berkoalisi dengan Megawati, namun ia kembali mencoba peruntungannya dalam politik dengan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada 6 Februari 2008.

Setahun setelahnya, Prabowo yang kini menjadi capres 2024 tercatat pada profilnya mencoba berkontestasi pada Pemilu 2009 bersama Megawati sebagai cawapres. Perjuangan itu pun kandas. Namun, hal itu tidak membuat jiwa prajurit Prabowo Subianto padam.

Dia pun kembali maju dalam pemilu berikutnya dengan armada politik yang lebih besar. Gagal adalah akhir yang selalu ia temui saat mencalonkan diri sebagai kepala negara. Meski demikian, ia pada akhirnya bisa merasakan kursi pemerintahan ketika menjabat sebaga Menteri Pertahanan pada Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo.

Kini, Prabowo kembali mencatatkan tinta emas dalam profilnya ikut berkontestasi dalam Pemilu 2024 sebagai capres bersama putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Sederet kisah tragis serta kegagalannya dalam pilpres memang menjadi catatan hitam dalam karier Prabowo. Meski begitu, tetap terdapat catatan cemerlang yang tersedia di biliknya. Di antaranya yaitu:

  • Memimpin Operasi Mapenduma, yakni operasi pembebasan sandera oleh gerakan separatis OPM di Papua pada 1996.
  • Menjadi nahkoda pendakian tim Indonesia menuju Gunung Everest pada 1997.
  • Mendirikan Detasemen khusus anti-teror yakni SAT-81/Gultor
  • Pemimpin sejumlah lembaga kemasyarakatan seperti Ikatan Persatuan Silat Indonesia (IPSI) dan sebaginya.
  • Sebagai Menhan, ia telah berperan dalam mendirikan Komponen Strategis Cadangan (Komcad)
  • Mendirikan Universitas Pertahanan (Unhan) guna menunjang pendidikan.

Beberapa poin tadi hanyalah sedikit dari sebagian prestasi lainnya yang tak kalah membanggakan dari sosok Prabowo. Saat ini mungkin Prabowo terlihat sebagai sosok yang haus kekuasaan. Namun, sejarah mencatat Prabowo juga sosok yang berjasa bagi negara. (Solopos.com/Aryo Satryo Tamtomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya