SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Andry T Kurniady)

Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Andry T Kurniady)

JAKARTA — Pemerintah menghitung tahun depan akan menjadi titik terendah produksi minyak bumi nasional sejak 1996, yakni sebesar 891.000 barel per hari (bph).

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan dalam APBN-P 2012 produksi minyak ditargetkan 930.000 bph namun realisasinya sampai hari ini rata-rata baru 881.000 bph. “Kami sudah bahas bersama BP Migas, kami usulkan lifting [produksi] minyak bumi 2013 adalah 890.000—930.000 bph. Tahun 2013 akan jadi tahun terendah lifting minyak Indonesia rata-rata 891.000 bph,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR-RI, hari ini.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, rata-rata produksi minyak 2011 sebesar 902.000 bph. Selanjutnya, pada 2012 diperkirakan 894.000 bph, pada 2013 sebesar 891.000 bph, pada 2014 sebesar 936.000 bph, pada 2015 sebesar 1,017 juta bph, dan pada 2016 sebesar 1,019 juta bph.

“Pada 2015 produksi sudah tembus 1 juta bph, jadi 1,017 juta bph, tapi ini sedang kami perjuangkan maju jadi 2014. Tahun 2014—2015 itu ada tambahan dari Blok Cepu, tapi tentu ada syarat awal kalau situasi perpolitikan kita baik. Kalau jelek, kebanyakan ributnya daripada kerjasamanya, ini bisa mundur jadi 2018 barangkali,” ujar Wacik.

Selain dari Blok Cepu yang produksinya ditargetkan maksimal hingga 165.000 bph, pada 2014 juga akan ada tambahan produksi dari Lapangan Ande-Ande Lumut, Lapangan Madura MD, dan Lapangan Kepodang.

“Lapangan Kepodang ini di hulu dikerjakan oleh Petronas, di hilir oleh Bakrie. Juni 2014 kira-kira bisa masuk gasnya. Tapi kalau ngga bisa masuk 2014 terus masuk 2015, ini rejeki bagi Menteri ESDM yang baru nanti. Kalau kita kompak bersama, kawal bareng-bareng akan terjadi 2014. Ada harapan tahun-tahun ke depan capai 1 juta barel,” jelas Wacik.

Sementara itu untuk target lifting gas bumi, Wacik mengatakan pihaknya semula mengusulkan adanya lifting energi pada 2013, terdiri dari lifting minyak, gas, dan batu bara. Namun yang disetujui hanya lifting gas.

“Sampai dengan fase sekarang baru satu usul saya yang diterima yaitu lifting gas bumi, ini sudah kemajuan. Jadi kita sudah punya dua yang harus kita kejar, satu lifting minyak dan dua lifting gas. Lifting gas 2013 minimum 1.290 MBOEPD [ribu barel ekuivalen minyak per hari] dan maksimum 1.390 MBOEPD,” ujarnya.

Secara total, lifting migas 2013 ditargetkan 2.180—2.320 MBOEPD. Berbeda dengan produksi minyak, produksi gas tahun ini mencapai titik nadir atau titik terendahnya. Namun tahun depan produksi gas sudah mulai naik (1.405 MBOEPD), pada 2014 menjadi 1.450 MBOEPD, 2015 menjadi 1.689 MBOEPD, dan 2016 menjadi 1.734 MBOEPD.

“Perkiraan kami tahun depan bisa tembus 1,4 MBOEPD. Saya akan panggil KKKS produsen gas untuk bikin kontrak politik. Gas akan terus nanjak dari 2013,” ujar Wacik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya