SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Pernyataan Presiden SBY bahwa ada gerakan yang mengkampanyekan pemerintahan buruk, lebih merupakan kritik terhadap media massa. Bukan ekspresi jengkel kepada kelompok politik tertentu atau pihak-pihak yang selama ini kritis terhadap pemerintahan SBY.

Demikian penilaian Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengenai materi ‘curhat’ terbaru Presiden SBY. Politisi dari Partai Golkar ini ditemui wartawan di ruang kerjanya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/7).

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

“Kelihatannya tidak ditujukan kepada kelompok yang kritis, tetapi lebih kepada media massa tertentu,” kata dia.

Priyo mengaku mengikuti pidato yang Presiden SBY sampaikan dalam acara pencanangan Gerakan Indonesia Bebas Pemadaman Listrik Bergilir di Mataram (27/7). Merujuk pada pemilihan kosa kata maupun intonasi suara, menurut dia pidato tersebut sama sekali tidak mencerminkan kemarahan atau jengkel tetapi lebih mirip ungkapan rasa risau.

“Saya melihat pernyataan itu memang harus beliau sampaikan sebagai Presiden. Pidato itu memberitahu bahwa tolong kalau ada nilai positif juga disampaikan, jangan seakan RI ini buruk semua. Saya lihat Presiden risau bila ada pemberitaan yang tidak seimbang,” ujar dia.

Lebih lanjut Priyo membandingkannya dengan pidato lain Presiden SBY yang juga menjadi kontroversi. Yaitu mengenai laporan intelejen yang mengungkapkan kegiatan terorisme yang menjadikannya sebagai target serangan.

“Saya lihat pernyataan beliau masih biasa saja, tidak ada alur amarah dan suaranya datar. Tidak seperti pidato saat mau dibedil (ditembak) teroris dulu itu,” ujar Priyo memberi perbandingan.

dtc/nad

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya