SOLOPOS.COM - President AS Barack Obama melakukan tos dengan Hinna Zejah, 8, setelah merilis sejumlah kebijakan soal pengetatan peredaran senjata api di gedung Putih, Rabu (16/1/2013). Hinna dan ibunya, Nadia (belakang kiri) termasuk di antara sejumlah anak dan orangtua yang sebelum ini telah menulis surat kepada Obama untuk menyerukan adanya pembatasan yang lebih ketat atas peredaran senjata api di kalangan sipil sejak terjadinya tragedi penembakan di SD Sandy Hook, Newton, Connecticut, AS, Desember lalu. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

President AS Barack Obama melakukan tos dengan Hinna Zejah, 8, setelah merilis sejumlah kebijakan soal pengetatan peredaran senjata api di gedung Putih, Rabu (16/1/2013). Hinna dan ibunya, Nadia (belakang kiri) termasuk di antara sejumlah anak dan orangtua yang sebelum ini telah menulis surat kepada Obama untuk menyerukan adanya pembatasan yang lebih ketat atas peredaran senjata api di kalangan sipil sejak terjadinya tragedi penembakan di SD Sandy Hook, Newton, Connecticut, AS, Desember lalu. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

WASHINGTON – Presiden Barack Obama melakukan langkah bersejarah dengan meluncurkan inisiatif untuk memperketat pengawasan dan pengendalian senjata api di kalangan masyarakat sipil. Dia menerbitkan 23 peraturan pemerintah yang dirancang untuk memastikan agar senjata api tidak jatuh ke tangan yang salah. Obama juga mendesak Kongres (parlemen) untuk menerbitkan udang-undang yang melarang penjualan senjata serbu kepada sipil, membatasi ukuran magasen dan memberlakukan pemeriksaan latar belakang yang lebih ketat dan tanpa terkecuali kepada semua pembeli senjata api.

Promosi Usaha Endog Lewo Garut Sukses Dongkrak Produksi Berkat BRI KlasterkuHidupku

Obama menerbitkan peraturan dan menyampaikan kebijakan senjata apinya itu di Gedung Putih, Rabu (16/1/2013) waktu setempat. Hadir dalam kesempatan itu sejumlah keluarga dan kerabat korban penembakan massal di sekolah dasar Sandy Hook Elementary di Newton, Connecticut, Desember lalu. “Kita tidak bisa membiarkan ini begitu saja lebih lama lagi,” tegas Obama. Dia berjanji akan mempergunakan segenap kekuatan yang dimiliki untuk mewujudkan semua peraturan dan rencana kebijakan itu.

Sepanjang masa jabatan pertamanya, Obama bisa dibilang sama sekali tidak menyentuh masalah pengaturan senjata api, yang memang masalah sensitif di Amerika di mana budaya kepemilikan senjata api sudah sangat meluas terkait adanya aturan konstitusi yang memberi hak pada warga negara untuk membawa senajat demi menjaga hak-hak pribadi. Namun beberapa waktu sebelum pelantikannya pada masa jabatan kedua, Obama terlihat lebih bertekad untuk memimpin upaya pengetatan pengawasan senjata.

23 aturan baru yang dirilis Obama ini dipandang merupakan strategi untuk mem-bypass Kongres, karena aturan-aturan itu tidak perlu mendapatkan pengesahan. Aturan-aturan itu di antaranya perbaikan terhadap sistem pengecekan latar belakang calon pembeli senjata api, pencabutan pelarangan penelitian federal terkait kekerasan bersenjata, penugasan lebih banyak petugas penyuluh dan konsultan pendamping di sekolah dan akses yang lebih baik untuk fasilitas kesehatan jiwa.

Salah satu materi aturan yang paling memicu perdebatan adalah upaya Obama untuk memperbarui pelarangan penjualan senjata serbu militer untuk pasar sipil. Langkah ini diyakini bakal sulit karena DPR AS yang dikuasai Partai Republik selama ini menentang upaya seperti itu. Dalam tragedi penembakan di SD Sandy Hook, si penembak, Adam Lanza, 20, menggunakan senapan serbu Bushmaster AR-15 yang bentuknya serupa dengan senjata militer M-16. Dengan senjatanya itu Lanza membunuh para korbannya yang kebanyakan berusia 6-7 tahun serta sejumlah guru sebelum bunuh diri.

Sejumlah pakar hukum menilai, upaya Obama untuk memperketat pemeriksaan calon pembeli senjata takkan bisa mencegah insiden seperti di Sandy Hook karena senjata yang dipakai pelaku dibeli secara legal oleh ibunya.

Akan tetapi Walikota New York, Michael Bloomberg, seorang tokoh pendukung pengawasan ketat senjata api, menyatakan pengawasan yang lebih ketat itu tetap diperlukan. “Tak ada peraturan yang sempurna dan tak ada peraturan yang efektif 100 persen. Mari kita memandangnya seperti aturan batas kecepatan maksimal di jalan raya. Anda mungkin sesekali pernah melanggarnya, tapi bukan berarti kita tak butuh aturan itu – aturan itu melindungi nyawa orang,” tegasnya.

Di kalangan penggemar senjata api, upaya pelarangan Obama disambut dingin. Di sebuah pameran senjata api di Las Vegas, Gary Svecko, 58, salah satu pembeli dan kolektor senjata, lebih mempersalahkan permainan video sebagai pemicu aksi-aksi kekerasan bersenjata. “Anda tahu ungkapan lama ‘senjata tak membunuh orang, oranglah yang membunuh orang,'” ujarnya, mengulangi ungkapan yang selalu dipakai untuk membela diri oleh para penggemar senjata dan penentang pengawasan senjata api. “Mereka seharusnya melarang permainan-permainan video konyol itu,” tukasnya.

Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Harry Reid, seorang pendukung hak kepemilikan senjata, bereaksi hasti-hati dan menyatakan bahwa “semua pilihan harus disajikan” untuk mengurangi kekerasan bersenjata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya