SOLOPOS.COM - Rapor pemimpin negara se-Asia dan Australia 2016 versi Bloomberg (Bloomberg.com)

Presiden Jokowi dinobatkan sebagai pemimpin negara terbaik oleh media spesialis keuangan asal Amerika Serikat, Bloomberg.

 Solopos.com, JAKARTA – Penelitian  yang diadakan media spesialis data keuangan asal Amerika Serikat, Bloomberg, memunculkan hasil yang menarik perhatian khalayak Indonesia. Media tersebut merilis raihan delapan pemimpin negara Asia-Australia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satunya dan bisa disebut pemimpin negara terbaik.

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Capaian Presiden Jokowi versi Bloomberg (Bloomberg)

Capaian Presiden Jokowi versi Bloomberg (Bloomberg)

Dalam penelitiannya, Bloomberg menerapkan tiga parameter, nilai tukar mata uang, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat penerimaan publik. Dalam penelitian yang dirilis Bloomberg, Kamis (29/12/2016), Presiden Jokowi menjadi satu-satunya presiden yang ketiga nilainya positif.

Dalam kurun waktu Juli 2015-Oktober 2016, tercatat pemerintahan Jokowi mampu meraih peningkatan nilai tukar rupiah 2.41%, pertumbuhan ekonomi 5.02%, dan 69% tingkat penerimaan publik.

Data yang dirilis Bloomberg itu merupakan hasil kerjasama pengelola Bloomberg dengan perusahaan riset dan konsultasi yang berkantor di Menteng, Jakarta Putas,  Saiful Mujani Research and Consulting.

Program Tax Amnesty menjadi salah satu kebijakan Jokowi yang berdampak positif. Dana dari kebijakan itu disebut memberi andil besar dalam pembangunan infrastruktur negara.

Selain tiga data tersebut, Bloomberg juga menyatakan tantangan terbesar Jokowi untuk tahun 2017. Tantangan itu adalah memastikan rencana Jokowi untuk memperkuat ekonomi Indonesia benar-benar tercapai. Bloomberg juga menyebutkan tantangan itu menjadi semakin berat karena isu sara semakin merebak di Indonesia.

Capaian positif Jokowi itu mengalahkan Presiden Tiongkok, Xi Jinping; Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe; Perdana Menteri India, Narendra Modi; Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye; Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull; Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak; dan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

Jika Jokowi menjadi yang terbaik, Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, disebut sebagai yang terburuk. Presiden berusia 64 tahun itu mendapat nilai buruk ditiga aspek yang diteliti Bloomberg. Di bawah pemerintahannya, dalam kurun waktu Januari-November 2016, nilai tukar Won Korea Selatan minus 2,87%, pertumbuhan ekonominya hanya 2,6%, dan penerimaan publik hanya 4%.

Hasil buruk Park Geun-hye tidak hanya ia dapat dalam bentuk data. Ia telah didemo rakyat Korea Selatan karena skandal korupsi. Sejak 9 Desember 2016, presiden perempuan pertama Korea Selatan itu sudah dinonaktifkan dari tugasnya sebagai presiden. Jika mahkamah konstitusi Korea Selatan menyetujui evaluasi terhadap Park Geun-hye, presiden tersebut bisa segera diturunkan dan pemilu akan kembali digelar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya