SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo atau Jokowi (Dedi Gunawan/JIBI/Bisnis)

Presiden Jokowi membuka Gerakan Kewirausahaan Nasional 2015. Dalam seremoni itu, dia juga curhat soal anaknya yang ogah terjun ke bisnis mebel.

Solopos.com, JAKARTA — Ketiga putra Presiden Joko Widodo Gibran Rakabuming Raka, Kahyang Ayu dan Kaesang Pangarep menolak untuk melanjutkan usaha pabrik mebel yang sudah lama digeluti ketika sebelum menjadi pejabat negara.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Menurut Jokowi, anak muda sekarang lebih suka usaha ekonomi kreatif berbasis informasi teknologi seperti animasi game. Bidang usaha ekonomi kreatif seperti ini, sambung Jokowi, diyakini akan berkembang pesat di masa depan.

Di Indonesia sudah mulai bermunculan usaha berbasis IT yang cukup sukses seperti Tokobagus dan Kaskus. Di jagat raya dikenal juga Alibaba yang untungnya bisa mencapai Rp80 triliun per tahun.

“Anak saya saya suruh pegang pabrik mebel sudah enggak mau karena mempunyai keinginan yang lain, yang saya lihat di animasi game dan memang ekonomi kreatif seperti itu ke depan sangat menjanjikan sekali,” katanya dalam pidato Gerakan Kewirausahaan Nasional 2015 di JCC, Kamis (12/3/2015).

Wirausaha muda yang dilahirkan kerja sama Bank Mandiri dan Kementerian Koperasi dan UMKM telah menciptakan banyak lapangan kerja. Presiden mengapresiasi hal tersebut karena menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean harus bersaing dalam memenangkan pasar dalam negeri.

“Negara kita sangat besar, pasar dan peluang besar, orang luar melihat kita pasar yang harus diserang dan diduduki. Saya sampaikan jangan mau pasar kita diduduki oleh entrepreners dari negara lain, kuasailah terlebih dahulu,” kata Presiden.

Generasi muda sekarang lebih inovatif dan pintar memanfaatkan peluang terlihat dari beragam jenis usaha. Ada animasi, online store, pembangkit listrik tenaga arus laut, yang merupakan hal-hal di luar pikiran orang jadul.

Sederhanakan Perizinan

Sementara itu, terkait dengan perizinan ekspor mebel. Presiden Jokowi akan menyederhanakan perizinan dan aturan untuk ekspor mebel untuk meningkatkan nilainya hingga US$5 miliar pada lima tahun ke depan.

Presiden Jokowi, mengatakan saat ini proses perizinan peraturan untuk ekspor produk mebel masih sangat rumit. Hal tersebut diketahui langsung saat dirinya turun ke lapangan dan mendengarkan keluhan para pelaku industri mebel nasional.
“Aturan-aturan yang ada saat ini justru menambah ruwet, bukannya membuat sederhana, justru menambah ruwet,” katanya di Jakarta.
Presiden Jokowi menuturkan proses impor bahan baku penunjang untuk industri mebel di dalam negeri juga masih sangat rumit dan banyak terdapat pungutan liar. Padahal proses impor industri penunjang di negara lain dapat dilakukan dengan sangat cepat, dan tidak dipungut biaya sedikit pun.
Menurutnya, pemerintah harus bekerjasama dengan pelaku usaha untuk meningkatkan nilai ekspor produk mebel. Apalagi selama ini sebenarnya eksportir mebel mendapatkan produknya dari industri mikro, kecil, dan menengah di desa , karena banyak menghasilkan produk yang dibuat dengan tangan atau hand made.
“Yang perlu kita dorong adalah masalah desain, kemudian yang berkaitan dengan finishing. Tren finisihing itu harus diikuti terus, karena kalau dibandingkan dengan tahun lalu itu banyak sekali perbedaannya,” ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian bekerja untuk mengejar nilai ekspor produk mebel Vietnam yang sudah mencapai US$6 miliar. Saat ini, nilai ekspor produk mebel Indonesia masih sekitar US$1,87 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya