Praktisi sesalkan pembatalan pembangunan gedung perpustakaan

Solo (Espos)–Sejumlah praktisi pendidikan menyesalkan pembatalan pembangunan gedung perpustakaan oleh pemerintah Kota Solo. Mereka menilai niat Pemkot dalam upaya meningkatkan SDM tidak diimbangi dengan keseriusan dalam merealisasikannya.

Staf pengajar SMPN 2, Anik Indriyani saat dihubungi <I>Espos<I>, Rabu (29/7), mengungkapkan bahwa fasilitas perpustakaan cukup besar peranannya dalam peningkatan di bidang pendidikan. Ia mengibaratkan perpustakaan merupakan jantung dari pendidikan. Dengan demikian, ia mengaku menyesalkan pembatalan pembangunan gedung perpustakaan di pintu air terminal Tirtonadi dengan alasan Pemkot tidak tidak mendapatkan izin dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS).

Promosi BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun pada Periode Libur Lebaran 2024

“Peran perpustakaan sangat fital dalam membangun dunia pendidikan. Kalau memang ingin meningkatkan sumber daya manusia (SDM), Pemkot harus serius dalam upaya membangun fasilitas perpustakaan yang memadai,” tutur Anik.

Dia menambahkan, selama ini minat membaca buku di kalangan masyarakat relatif rendah. Ironisnya, minimnya minat membaca buku juga dialami para praktisi di bidang pendidikan. Menurutnya, berdasarkan hasil jajak pendapat minat kepala sekolah dalam upaya peningkatan wawasan dengan membaca buku relatif masih rendah.

“Mungkin karena umur mereka yang relatif sudah tua, jadi kalau disuruh memilih, mereka lebih memilih pensiun daripada meningkatkan wawasan yang dimilikinya,” tandas Anik.

Hal senada juga diungkapkan, staf pengajar SMAN 1 Solo, Niken Dwi Sari. Guru mata pelajaran Matematika ini meminta Pemkot segera merealisasikan pembangunan gedung perpustakaan. Ia menilai, jika ingin menjadi bangsa yang maju, maka bangsa itu harus memprioritaskan pembangunan di bidang pendidikan.

m82