SOLOPOS.COM - Ilustrasi Prostitusi (JIBI/Solopos/Reuters)

Praktik prostitusi di Indonesia kian menghawatirkan. 

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan persoalan praktik prostitusi di Indonesia sudah mengkhawatirkan semua pihak sehingga perlu solusi untuk penyelesaiannya.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Tanggal 29 April (2015) akan ada rapat koordinasi (rakor) yang membahas atas berbagai persoalan yang terjadi saat ini dan kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan semua pihak,” kata Khofifah saat mengunjungi Pondok Pesantren Al-Quran Cijantung di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Minggu (28/4/2015) sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Antara.

Ia menuturkan, praktik prostitusi merupakan pesoalan di semua negara yang didalamnya terdapat empat persoalan mendasar, yaitu tindak perbudakan, kriminalitas, eksploitasi dan perdagangan manusia.

“Prostitusi merupakan persoalan semua negara, termasuk yang menggunakan media online karena di dalamnya ada empat persoalan serius yaitu perbudakan, krimininalitas, eksploitasi serta perdagangan manusia,” katanya.

Termasuk prostitusi online, kata dia, merupakan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dijadikan modus dari sekian banyak cara yang digunakan para mucikari untuk menjalankan bisnisnya.

Persoalan lain dari prostitusi, lanjut dia, adalah pedofilia, incest, dan paket wisata atau pertunjukan yang terdapat unsur melanggar hukum dan norma.

“Prostitusi dan pornografi sudah paralel dan saling terkait karena di sana ada tindak incest, pedofilia dan pedofilia anak, serta paket wisata yang mengandung unsur pornoaksi dan pornografi,” katanya.

Menurut dia, menghadapi peroalan prostitusi dan pornografi dibutuhkan penegakan hukum yang lebih tegas agar bisa lebih signifikan dalam upaya preventif.

“Aparat yang merazia harus menegakan hukum pada keduabelah pihak, baiksupply side maupun demand side agar terjadi pencegahan dan upaya preventif lebih signifikan termasuk terhadap para mucikarinya,” katanya.

Ia menambahkan, upaya pemerintah yang akan dilakukan yakni membentuk satuan tugas (satgas) dengan komandannya dari Kementerian Agama dan disinergikan dengan kementerian terkait seperti Kemensos, Kominfo, Kejaksaan dan Kepolisian.

Bahkan pihaknya juga sudah menggelar rapat internal Kemensos dengan pokok bahasan terkait prostitusi dan gelandangan pengemis yang dihadiri 168 kabupten/kota dan 22 provinsi.

“Sebanyak 168 kabupaten/kota yang hadir tersebut, karena terdapat lokalisasi termasuk Wali Kota dan Bupati yang sukses menutup lokalisasi, seperti Wali Kota Jambi, Wali Kota Surabaya serta Bupati Nganjuk,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya