SOLOPOS.COM - Prabowo Subianto (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Pengamat militer yang juga Direktur Eksekutif Institut Peradaban, Salim Said, menilai ada unsur politis di balik pernyataan mantan Panglima ABRI, Wiranto, terkait pemecatan Prabowo Subianto dari instansi militer pada 1998.

Dia mengatakan isu mengenai kasus penculikan yang dilakukan Prabowo itu hanya akan menjadi masalah hukum biasa kalau Prabowo tidak mencalonkan diri sebagai presiden. “Karena Prabowo maju sebagai presiden, maka isu ini sudah masuk ranah politik, tentu ada nuansa politik juga di balik pernyataannya [Wiranto] itu,” kata Salim dalam sebuah acara diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (20/6/2014).

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Menurutnya, untuk menyelesaikan kekisruhan ini, sebaiknya Prabowo memberikan penjelasan kepada publik untuk menanggapi pernyataan Wiranto yang menuding Prabowo sebagai dalang penculikan 13 aktivis pada 1997-1998 lalu. “Kalau dia [Prabowo] yakin bisa mendapat dukungan besar, pasti dia ngomong, tetapi karena berkaitan dengan politik, maka dia tidak mau menjelaskan kalau tidak menguntungkannya,” ujarnya.

Sementara itu, Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, mengatakan bahwa pernyataan Wiranto itu hanyalah sebagai upaya serangan balik dari kubu Jokowi-JK untuk menepis kampanye hitam yang terus-terusan ditujukan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.

Selain itu, dia juga menilai Prabowo sebagai figur capres yang kontroversial. “Dia memiliki banyak pendukung, tetapi di sisi lain banyak juga yang tidak suka dengannya. Orang yang kontroversial memang seperti itu,” kata Indria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya