SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Ketua DPP PPP Achmad Baidowi menyindir pernyataan PDIP yang bersedia bergabung koalisi besar dengan sejumlah syarat.

Syarat utama PDIP jika bergabung dengan koalisi besar adalah calon presiden harus berasal dari partai banteng moncong putih itu.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Achmad Baidowi merasa heran dengan PDIP yang mengajukan syarat sebelum bergabung dengan koalisi besar yang berisi lima partai yakni Partai Golkar, PPP, PAN, Partai Gerindra dan PKB.

Menurut dia, PDIP seharusnya memastikan terlebih dahulu untuk ikut bergabung dengan koalisi besar ketimbang membicarakan syarat tertentu.

“Kalau kemudian ada syarat-syarat tertentu ya kita duduk bareng dulu, kita berkoalisi dulu, baru membicarakan,” kata Awiek sapaan karib Achmad Baidowi ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (6/4/2023).

Alih-alih melontarkan pernyataan ke publik, Awiek juga menilai kesepakatan-kesepakatan sedianya dapat diupayakan melalui pembicaraan tertutup yang dibangun antarketua umum partai politik.

“Bukan dibicarakan di ruang media luar atau di publik karena seringkali apa yang ditangkap publik itu tidak seperti yang terjadi di lapangan sebenarnya,” ujarnya.

Untuk itu, dia mengingatkan PDIP untuk memperhatikan posisinya saat ini terlebih dahulu dalam mengemukakan pernyataan publik.

Awiek menyebut terbuka jika PDIP ingin bergabung dengan koalisi besar yang saat ini tengah proses penjajakan untuk dibentuk dengan menyatukan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

“Kalau koalisi besar terjadi dan PDIP gabung ya alhamdulillah tapi itu semua masih penjajakan belum ada yang pasti,” tuturnya.

Terlepas dari wacana koalisi besar, dia menegaskan sejauh ini KIB yang terdiri dari PPP, PAN, dan Partai Golkar pun sudah memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.

“Yang jelas KIB hari ini sudah memenuhi syarat untuk mengusung calon presiden,” kata dia.

Sebelumnya, Selasa (4/4/2023), Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengatakan PDIP wajar apabila menginginkan posisi bakal calon presiden apabila bergabung dengan koalisi besar.

“PDIP itu sendiri bisa tapi kami PDIP yang selalu berteriak membangun bangsa dengan cara gotong royong. Itu artinya PDIP enggak mau sendirian, akan bekerja sama. Nah, pada titik itu, PDIP kalau ngambil posisi capres, ya wajar-wajar saja, make sense lah. Bukan mau-maunya PDIP, enggak seperti itu, logic, sangat rasional,” kata Said di Jakarta.

Dalam acara Silaturahmi Ramadhan yang digelar oleh PAN di Kantor DPP PAN Jakarta, Minggu (2/4/2023), hadir Ketua Umum PAN yang juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Plt Ketua Umum PPP Mardiono, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar serta para tokoh partai politik lainnya.

Artinya ada dua koalisi hadir dalam silaturahmi tersebut yaitu Koalisi Indonesia bersatu yang dibentuk sejak 4 Juni 2022 dengan anggota Partai Golkar, PPP dan PAN serta Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya yang terdiri dari Partai Gerindra dan PKB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya