SOLOPOS.COM - Kelompok Staf Medis (KSM) Orthopaedi bersama PPDS Orthopaedi RSUD Moewardi Solo memeriksa punggung buruh gendong saat Pemeriksaan Othopaedi Pada Buruh Gendong di Pasar Gede, Solo, Senin (2/20/2023). (Solopos.com/Joseph Howi Widodo)

Solopos.com, SOLO–Kelompok Staf Medik atau KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr. Moewardi Solo mengadakan pemeriksaan ortopedi gratis bagi buruh gendong dan para pedagang Pasar Gede Solo memperingati Hari Batik Nasional, Senin (2/10/2023).

Acara dilaksanakan di lantai dua Pasar Gede Solo dan dihadiri oleh kurang lebih 40 pedagang dan buruh gendong Pasar Gede Solo.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSUD Moewardi Solo juga mengajak mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Program Studi Orthopaedi & Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, antara lain Muhammad Abdulhamid, Zeno, Beizar, Azis, dan Arfan.

Tim pemeriksa terdiri atas KSM Orthopaedi & Traumatologi RSUD dr. Moewardi, KSM DVE RSUD dr. Moewardi, Perdoski PP & PC Solo, Program Studi Orthopaedi & Traumatologi FK UNS, dan Puskesmas Purwodiningratan Solo.

“Kegiatan ini sendiri bisa disebut bakti sosial dari KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr. Moewardi Solo. Kegiatan berdasar dari para buruh itu `kan sehari-harinya bekerja keras, mengangkat beras berkilo-kilo di atas leher dan di bahu, dan tentunya ada kondisi tulang yang mengganggu sementara mereka juga bingung mencari pengobatan untuk permasalahan tersebut, sehingga kami hari ini hadir,” ujar perwakilan KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr Moewardi Solo sekaligus Kepala Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis FK UNS, Rieva Ermawan saat diwawancara Solopos.com selepas acara, Senin (2/10/2023).

Rieva menambahkan kurang lebih ada sekitar 57 buruh gendong di Pasar Gede Solo yang mengeluhkan nyeri leher, tangan kesemutan, serta nyeri di punggung, panggul, dan lutut.

Meski begitu, Rieva menyatakan pemeriksaan tersebut hanyalah pemeriksaan awal saja dan masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan MRI dan medical check-up lainnya.

Itu sebabnya, output acara tersebut adalah saran dan rujukan bagi para buruh gendong untuk meneruskan terapi di fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama lalu dilanjutkan berobat di KSM Orthopaedi dan Traumatologi RSUD dr. Moewardi Solo.

Menurut dia, dengan cara tersebut para buruh gendong dan pedagang Pasar Gede Solo akan mendapat pemeriksaan dan rujukan yang tepat.

Dia juga berharap lewat acara tersebut dapat meningkatkan kesadaran para pemilik usaha yang menggunakan jasa buruh gendong bahwa nasib karyawan mereka perlu diperhatikan lebih.

“Dalam pemeriksaan hari ini kami mendapatkan kesimpulan jika ada 80% buruh gendong yang mengalami penyakit punggung atau lutut akibat pekerjaan mereka, membuat usia produktif mereka menjadi pendek,” ujar Rieva.

Rieva mengingatkan kondisi ini membuat Angka Harapan Hidup (AHH) Indonesia rendah dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

Dia menjelaskan beberapa rekomendasi yang bisa diberikan adalah bagi penjual di pasar menyediakan troli angkat dan angkut agar para buruh gendong tetap produktif tanpa mempertaruhkan AHH mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya