Potensi EKSPOR ke SURINAME Terbuka Lebar

ilustrasi (dok)

SOLO--Potensi ekspor produk pengusaha lokal Solo ke Suriname terbuka lebar. Komoditas garmen, khususnya batik, dan mebel menjadi produk ekspor favorit yang sekitar 14% penduduknya adalah keturunan Jawa. Kasubdit Politik, Direktorat Amerika Selatan dan Karibia, Ditjen Amerika Eropa, Kementerian Luar Negeri, Mochamad Abas Ridwan, mengatakan potensi ekspor ke Suriname terbuka lebar. Saat ini, ekspor ke negera tersebut berkisar US$6,953 juta sepanjang Januari-Oktober 2011.

Promosi Cerita Klaster Pisang Cavendish di Pasuruan, Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Cuan

Ekspor Indonesia ke Suriname tercatat naik hampir 70% di kurun waktu yang sama tahun 2010. “Ekspornya masih kecil, karenanya peluang untuk masuk ke sana terbuka lebar,” kata Ridwan, saat ditemui wartawan di sela-sela forum desiminasi informasi bertajuk Peluang dan Potensi Pasar di Suriname dan Guyana di Hotel Solo Paragon, Rabu (29/2/2012).

Terkait potensi itu, Kemenlu, sambung dia, bakal menggandeng pengusaha lokal Solo untuk ikut serta dalam pameran Indo Fair di Suriname, 22-29 September 2012. Selain Solo, pihaknya juga telah mengajak pengusaha Semarang untuk ikut serta pula di pameran yang dihelat kali ke-12 itu. Komoditas potensi ekspor pun cukup luas, tidak hanya batik dan mebel, melainkan juga tepung tapioka dan mesin pengolahan singkong menjadi tapioka.

Di sisi lain, Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (LBPP) Republik Suriname untuk Indonesia, Titi Amina Pardi, menandaskan Suriname adalah negera yang tengah serius mengembangkan ekonomi. Menurut Titi, arah pengembangan Suriname berkutat di sektor agrikultur dan teknologi. Untuk itu, dia menegaskan, dibutuhkan transfer teknologi dari luar negeri, termasuk dari Indonesia.

(JIBI/SOLOPOS/Tika Sekar Arum)