SOLOPOS.COM - Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023). Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menghimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas menggunakan kendaraan pribadi karena buruknya kualitas udara menurut data DLH DKI 70 persen beberapa hari ini dipengaruhi sektor transportasi. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

Solopos.com, JAKARTA — Polusi udara yang menyebabkan kualitas udara memburuk sedang banyak diperbincangkan oleh warga Indonesia, utamanya di Jakarta.

Kualitas udara di dunia diukur dengan Indeks Kualitas Udara atau Air Quaility Index (AQI) yang merupakan pengukuran konsentrasi polutan udara dalam polusi udara ambien dan risiko kesehatan yang terkait, di mana Jakarta sangat sering sekali memiliki polusi udara yang sangat tinggi.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Dikutip dari iqair.com, terdapat enam polutan (bahan yang menyebabkan adanya polusi) yang diukur dalam rumus indeks, antara lain yaitu PM2.5, PM10, karbon monoksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.

Angka AQI ditentukan berdasarkan pada polutan udara yang memiliki angka AQI tertinggi pada saat diukur.

Angka AQI berkisar dari 0 hingga 500 , tetapi kualitas udara dapat melebihi dari indeks 500 ketika tingkat polusi udara berbahaya lebih tinggi. Kualitas udara yang baik berada pada angka 0 hingga 50, kualitas udara yang sedang berada pada angka 51 hingga 100, kualitas udara yang tidak sehat untuk kelompok orang yang sensitif berada pada angka 101 hingga 150.

Kualitas udara yang tidak sehat berada pada angka 151 hingga 200, kualitas udara yang sangat tidak sehat berada pada 201 hingga 300, dan jika berada lebih tinggi dari angka 300 maka kualitas udaranya akan masuk dalam kategori berbahaya.

Pada level atau tingkat kualitas udara juga ditentukan warna kode yang menandakan level udara pada daerah tersebut sesuai angka AQI yang dimiliki.

Pada level udara yang bagus diberi warna kode hijau, pada level udara sedang diberi warna kode kuning, pada level udara yang tidak sehat untuk kelompok orang yang sensitif diberi warna kode oranye, pada level udara yang tidak sehat diberi warna kode merah, pada level udara yang sangat tidak sehat diberi warna kode ungu, dan pada level udara yang berbahaya diberi warna kode merah tua.

Melansir dari iqair.com yang diakses pada Selasa (15/8/2023) hingga pukul 12.00 WIB, berikut ini merupakan kota yang memiliki kualitas udara paling buruk di dunia berdasarkan rangking kota besar paling berpolusi secara langsung pada hari ini (15/8/2023).

1. Dubai, Uni Emirat Arab

Kota Dubai merupakan kota besar dan terpadat di Uni Emirat Arab dan menjadi tempat tujuan wisata paling popular di dunia. Dubai memiliki banyak wisatawan yang berkunjung setiap tahunnya untuk menikmati indahnya kota. Menjadi kota terpadat di negaranya, Dubai ternyata menjadi salah satu negara yang memiliki kualitas udara paling buruk di dunia.

Menurut rangking kota besar paling berpolusi yang dilansir secara langsung oleh IQAir pada Senin (15/8/2023), angka AQI yang ada di Dubai melebihi 150 yang artinya kualitas udara yang ada di Dubai tidak sehat dan memiliki warna kode merah.

2. Doha, Qatar

Kota Doha merupakan ibu kota dari negara Qatar yang letaknya ada di Pantai Teluk Persia di bagian timur negara.

Kota Doha memiliki pertumbuhan yang paling cepat di Qatar karena lebih dari 50 persen populasi di Qatar tinggal di Kota Doha dan sekitarnya. Kota Doha juga memiliki industri perminyakan dan perikanan yang besar.

Menurut rangking kota besar paling berpolusi yang dilansir secara langsung oleh IQAir pada Senin (15/8/2023), angka AQI yang ada di Doha melebihi 150 yang artinya kualitas udara yang ada di Doha tidak sehat dan memiliki warna kode merah.

3. Dhaka, Bangladesh

Kota Dhaka merupakan ibu kota dari negara Bangladesh yang terletak di pinggir Sungai Buriganga.

Dhaka merupakan pusat perindustrian, perniagaan, dan administratif di Bangladesh. Kota Dhaka memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan kerap mengalami masalah banjir muson.

Menurut rangking kota besar paling berpolusi yang dilansir secara langsung oleh IQAir pada Senin (15/8/2023), angka AQI yang ada di Dhaka melebihi 150 yang artinya kualitas udara yang ada di Dhaka tidak sehat dan memiliki warna kode merah.

4. Jakarta, Indonesia

Kota Jakarta merupakan ibu kota dari Republik Indonesia yang terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Kota Jakarta merupakan kota besar dan metropolitan yang menjadi tempat seluruh pusat kegiatan negara Indonesia berlangsung.

Menurut rangking kota besar paling berpolusi yang dilansir secara langsung oleh IQAir pada Senin (15/8/2023), angka AQI yang ada di Jakarta melebihi 150 yang artinya kualitas udara yang ada di Jakarta tidak sehat dan memiliki warna kode merah.

5. Baghdad, Iraq



Kota Baghdad merupakan ibu kota dari negara Iraq yang terletak pada Sungai Tigris dan merupakan kota terbesar nomor dua di Timur Tengah.

Kota Baghdad pernah menjadi pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah dan menjadi pusat Masa Keemasan Islam di Asia Barat Daya.

Menurut rangking kota besar paling berpolusi yang dilansir secara langsung oleh IQAir pada Senin (15/8/2023), angka AQI yang ada di Baghdad melebihi 150 yang artinya kualitas udara yang ada di Baghdad tidak sehat dan memiliki warna kode merah.

6. Accra, Ghana

Kota Accra merupakan ibu kota dari negara Ghana yang terletak di bagian Selatan dari Ghana.

Kota Accra juga merupakan kota terbesar di Ghana yang didirikan oleh Suku Ga pada abad ke-15 untuk menjadi tempat perdagangan pusat bangsa Portugis.

Menurut rangking kota besar paling berpolusi yang dilansir secara langsung oleh IQAir pada Senin (15/8/2023), angka AQI yang ada di Accra melebihi 150 yang artinya kualitas udara yang ada di Accra tidak sehat dan memiliki warna kode merah.

7. Kuching, Malaysia

Kota Kuching merupakan salah satu kota yang ada di negara Malaysia yang terletak di Sungai Serawak di ujung barat daya negara bagian Serawak di Pulau Kalimantan.

Kota Kuching memiliki dua bagian pemerintahan, yaitu pemerintahanwali kota dewan di Kuching Selatan dan pemerintahan dewan pengelola di Kuching Utara.

Menurut rangking kota besar paling berpolusi yang dilansir secara langsung oleh IQAir pada Senin (15/8/2023), angka AQI yang ada di Kuching melebihi 150 yang artinya kualitas udara yang ada di Kuching tidak sehat dan memiliki warna kode merah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya