SOLOPOS.COM - Unjuk rasa warga menuntut kasus penembakan begal hingga tewas, di Mapolres Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat (18/3/2022). ANTARA/HO-Humas Polres Sumenep

Solopos.com, SUMENEP — Aparat Polres Sumenep, Jawa Timur membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus penembakan pelaku begal sepeda motor hingga tewas oleh lima anggota polisi pada 13 Maret 2022.

Langkah itu diambil setelah Polres Sumenep didemo mahasiswa, Jumat (18/3/2022), karena dinilai melebihi batas lantaran terduga begal diberondong tembakan kendati sudah terkapar pada penembakan pertama.

Promosi Kredit BRI Tembus Rp1.308,65 Triliun, Mayoritas untuk UMKM

“Kami telah membentuk tim khusus. Tim ini bertugas melakukan investigasi terkait kasus penembakan anggota kami pada terduga pelaku begal sepeda motor hingga yang bersangkutan tewas,” kata Kapolres AKBP Rahman Wijaya, di Sumenep, Jawa Timur seperti dikutip Solopos.com dari Antara, Sabtu (19/3/2022).

Baca Juga: Terduga Begal Sudah Terkapar, Kenapa Masih Diberondong?

Puluhan orang yang mengatasnamakan diri Pemuda Penegak Hukum (PPH) Sumenep, Jumat pagi, berunjuk rasa menuntut institusi itu mengusut tuntas kasus penembakan pelaku begal sepeda motor hingga mati.

Menurut korlap aksi Fathor Rosi, penembakan pelaku begal sepeda motor hingga tewas melanggar ketentuan dan tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).

“Seharusnya dilumpuhkan saja, bukan ditembak mati. Karena itu, kami mendesak agar personel polisi yang melakukan penembakan diberi sanksi,” katanya.

Baca Juga: Sudah Terkapar, Begal Bercelurit Ditembak Berulang Kali hingga Tewas

Fathor dan para pengunjuk rasa lain menilai, penembakan pelaku begal oleh lima anggota polisi itu, sudah melanggar prosedur, apalagi telah ditemukan ada enam peluru yang bersarang di tubuh korban.

“Sangat tidak masuk akal jika alasannya untuk melumpuhkan, tapi jumlah tembakan yang dilepas sebanyak enam kali,” katanya pula.

Unjuk rasa memprotes penembakan pelaku begal sepeda motor hingga tewas di Mapolres Sumenep, Jumat itu merupakan gelombang kedua.

Gelombang pertama digelar pada Kamis (17/3/2022) oleh aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep.

Baca Juga: Begal Ditembak Berulang Kali hingga Tewas, Bagaimana Prosedurnya?

Terduga pelaku begal sepeda motor yang ditembak polisi hingga tewas itu bernama Herman, 24, warga Dusun Polay Timur, Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep.

Ia tewas setelah diberondong enam kali tembakan oleh polisi di Jalan Adirasa, Kolor, Sumenep sekitar pukul 16.30 WIB, Minggu (13/3).

“Aksi yang kami lakukan ke Mapolres Sumenep ini bukan dalam rangka membela pelaku begal, akan tetapi membela nilai-nilai kemanusiaan. Memang benar si begal itu salah, akan tetapi tidak seharusnya ditembak hingga mati,” kata peserta aksi lainnya, Muhammad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya