SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta— Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN), Abdillah Toha menilai, hasil Muktamar Nahdlatul Ulama di Makassar bisa mengindikasikan mulai berakhirnya dominasi “Bani Hasyim”, di samping makin kentara ketidakterikatan organisasi Islam terbesar di Indonesia itu dengan Partai Kebangkitan Bangsa.

“Walau kalah, tetapi dukungan besar para Nahdhiyin atas pencalonan saudara Slamet Effendi Yusuf yang kader Partai Golkar, barangkali menunjukkan bahwa NU memang sudah tidak terikat lagi kepada PKB,” katanya di Jakarta, Senin (29/3).

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Abdillah mengatakan hal itu merespons hasil-hasil Muktamar ke-32 NU di Makassar yang memilih duet KH Sahal Mahfudz (Rais Am) dan KH Said Aqil Siradj (Ketua Umum PBNU).
Slamet Effendi Jusuf kalah tak terlalu banyak dari Said Aqil Siradj, sementara beberapa kandidat lainnya memperoleh suara tidak signifikan.

“Kalahnya Gus Sholah (KH Sholahuddin Wahid, adik Gus Dur), dan perolehan hanya enam suara pendukung fanatik Gus Dur seperti Masdar Mas’ud, mungkin juga menunjukkan akhir dari dominasi ‘Bani Hasyim’ di NU,” ucap Abdillah Toha yang merupakan rekan Slamet Effendi Jusuf ketika masih duduk sebagai anggota Komisi I DPR RI periode sebelum ini.

Artinya, lanjutnya, faham liberalisme jelas ditolak dengan minimnya dukungan kepada mereka, termasuk untuk Ulil.

“Benarkah analisis ini? kita tunggu saja perkembangan berikutnya,” kata Abdillah Toha yang terakhir menjabat sebagai Ketua Badan Kerja sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya