SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dalam Webinar Hari Kebangkitan Nasional dengan tema Bangkit Bersama, Berkarya untuk Indonesia, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (17/5/2023).(Tangkapan Layar Espos Live)

Solopos.com, SOLO — Untuk menuju Indonesia Emas di 2045, Indonesia harus bisa memaksimalkan segala potensi termasuk Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya para pemuda.

Generasi muda yang menjadi populasi terbesar saat ini mestinya bisa dilibatkan dalam pengambilan kebijakan guna menentukan arah pembangunan bangsa.

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dalam Webinar Hari Kebangkitan Nasional dengan tema Bangkit Bersama, Berkarya untuk Indonesia, yang disiarkan di Youtube Espos Live, Rabu (17/5/2023).

Menurutnya, Indonesia saat ini adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Indonesia juga sudah masuk G-20 yang artinya memiliki kekuatan yang sangat luar biasa dari segi Gross Domestic Product (GDP) / Produk Domestik Bruto (PDB) termasuk soal penghasilan.

“Tapi kita semua juga tahu bahwa banyak sekali dari penghasilan itu yang dinikmati hanya oleh 1% dari penduduk di Indonesia,” kata dia.

Hal itu menunjukkan masih banyak penduduk yang masih di berada di kalangan menengah ke bawah. belum lagi angka stunting yang masih tinggi.

Menurutnya hal itu sangat memprihatinkan sebab dengan banyaknya kemajuan saat ini terutama di kota-kota besar, namun kondisi yang berlawanan masih terjadi di daerah-daerah. Baik dari sisi pendidikan, kesehatan termasuk stunting dan lainnya, yang itu artinya masih sangat mendasar.

“Persoalannya masih pada hal-hal mendasar, tentang sandang pangan dan papan dan itu harus menjadi warning dan perlu dipikirkan oleh para pemimpin kita,” lanjut dia.

Sedangkan untuk menuju 2045 Indonesia Emas, dengan bonus demografi yang tinggi, mestinya Indonesia juga harus bisa memanfaatkan potensi yang ada. Menurutnya masih ada hal yang lucu jika berbicara mengenai persoalan bangsa saat ini, terutama mengenai bonus demografi.

Ada tekanan dan sekaligus ekspektasi besar yang dibebankan kepada anak muda Indonesia, yakni generasi milenial dan Gen Z. Dia menyebut saat ini 53% penduduk Indonesia adalah kalangan milenial dan Gen Z.

Dengan begitu mereka mestinya punya andil, bukan hanya di masa depan, tapi masa kini. “Tetapi yang menjadi pertanyaan sebenarnya adalah seberapa jauh negara ini memberikan ruang pada anak muda untuk ikut serta dalam pengambilan kebijakan atau keputusan untuk menentukan arah dan alur pembangunan bangsa ini,” kata Saraswati.

Secara umum pihaknya juga tidak percaya sepenuhnya jika anak muda zaman sekarang ini apatis terhadap politik. Sebab kalau melihat isu viral di media sosial saat ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan politik. Dengan begitu tidak mungkin jika anak muda zaman sekarang tidak tertarik tidak tertarik sama sekali.

Hanya, yang menjadi catatan adalah cara pandang atau cara menyikapi respons dari kalangan muda tersebut. “Seperti kemarin ada yang mengkritisi kondisi daerahnya terus bukannya didengar namun malah dikriminalisasi, ya itulah yang menyebabkan anak mudanya menjadi apatis,” jelas dia.

Menurutnya tinggal bagaimana pihak yang berada di dalam sistem politik bisa mendengarkan suara kalangan muda. Serta memberikan anak muda ruang dan menjadikan mereka sebagai subjek bukan objek lima tahunan politik.

Kemudian jika mengenai perlunya pendidikan politik untuk kalangan muda, menurutnya ada hal yang lebih perlu diutamakan dan lebih mungkin bisa diterima oleh kalangan muda.

“Kalau bicara pendidikan, maka yang perlu diberikan adalah tentang ideologi Pancasila, UUD 1945, itu yang harus dimasukkan. Bahwa itulah pondasi segala keputusan dan kebijakan di Indonesia ini. Kalau punya ideologi berbeda ya silakan ke negara lain, istilahnya seperti itu,” lanjut dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya