SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

RIO DE JANEIRO--Para polisi Brazil di Ibukota Rio de Janeiro, Jumat (10/2), mogok kerja karena tak puas dengan keputusan legislatif yang tak memberi kenaikan besar pada gaji mereka.

Aksi ini memaksa pihak berwenang menurunkan sekitar 14.000 tentara ke jalanan untuk menjaga keamanan di kota berpenduduk 6 juta jiwa itu. Pemogokan ini juga mengancam gelaran Karnaval Rio tahunan pada pekan depan.

Promosi Siap Layani Arus Balik, Posko Mudik BRImo Hadir di Rute Strategis Ini

Aksi mogok disepakati pada Kamis (9/2) malam waktu setempat, beberapa jam setelah badan legislatif Negara Bagian Rio hanya menyetujui kenaikan gaji polisi dan petugas pemadam kebakaran sebesar 39%. Kenaikan itu hanya setengah dari tuntutan mereka dan menyebut gaji mereka kalah jauh dari kenaikan harga-harga selama beberapa dekade.

“Kami tidak ingin mogok. Tapi kami ingin menyentuh hato nurani Gubernur Sergio Cabral,” Paulo Nascimento, seorang petugas pemadam kebakaran,seperti dilansir yahoonews. Para pensiunan bahkan mengaku bangga pada kesepakatan para petugas keamanan melakukan mogok kerja untuk kali pertama. “Saya merasa seperti warga negara lainnya. Saya merasa seharusnya kami memang di sini, berdiri meminta apa yang kami inginkan,” tutur Joao Morais da Silva, seorang pensiunan perwira polisi yang kehilangan satu mata dan bahu bermasalah akibat tertembak saat bertugas dulu.

Gaji polisi di Rio selama ini terendah di Brazil dibanding negara bagian lain, meskipun Rio merupakan negara bagian terkaya nomor dua. Aksi pemogokan ini mengancam pelaksanaan perayaan karnaval Brazil yang merupakan terbesar di dunia yang akan dimulai Jumat (17/2) dan menarik lebih dari 80.000 wisatawan per tahun.

Sebelumnya, aksi pemogokan polisi juga terjadi di Salvador, kota terbesar ketiga di Brazil. Pemogokan yang berjalan selama 10 hari itu telah mengakibatkan peningkatan aksi kekerasan dan pembunuhan.

Aksi pemogokan polisi Rio terancam menyebar setelah surat kabar O Estado de S Paulo melaporkan, petugas di lebih dari tujuh dari 26 negara bagian Brazil sedang mempertimbangkan pemogokan. Meskipun para pejabat berjanji karnaval akan tetap berlangsung, banyak wisatawan yang membatalkan rencana kunjungan mereka.

Padahal, Karnaval Rio selama ini mendatangkan pemasukan lebih dari US$500 juta bagi ekonomi kota setiap tahun. Perayaan ini juga menarik minat hampir dua juta pemabuk yang bersuka ria di jalanan sepanjang perayaan, yang memicu ancaman keamanan.

(JIBI/SOLOPOS/Niken Ari Purwanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya