SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta – Pakar terorisme, Al Chaidar, mengatakan penyerangan terhadap markas Kepolisian Sektor Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, adalah bukti bahwa polisi menjadi target terorisme.

“Benar, polisi jadi target. Sejak 2009 diputuskan bahwa kepolisian jadi target selain Amerika Serikat,” kata Al Chaidar kepada VIVAnews, Rabu (22/9.

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Hal tersebut, kata dia, adalah fatwa ulama lokal yang jadi rujukan kelompok teroris.

Al Chaidar menjelaskan, kelompok teroris sebenarnya sudah lama mengajukan polisi sebagai target. Namun, saat itu belum disetujui oleh ulama-ulama rujukan mereka.

Apakah ada target khusus, seperti Densus 88 misalnya?  Menurut Al Chaidar, tidak ada. “Polisi manapun terancam. Mungkin [hanya] polisi lalu lintas yang tidak,” tambah dia.

Perang terbuka teroris dengan polisi sebenarnya sudah dimulai sejak di Poso. “Perang terbuka, polisi menyerang lalu dibalas,” kata Al Chaidar.

Sebelumnya, Juru bicara Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Komisaris Besar Baharuddin Djafar mengatakan memang ada kemungkinan penyerangan polsek terkait aksi penangkapan oleh Densus.  Saat ini seluruh jajaran Polda Sumut sedang bersiaga.

Bahwa polisi jadi target terorisme juga pernah disampaikan Markas Besar Kepolisian pasca pengerebekan terorisme di Klaten.  Saat itu diketahui bahwa teroris merancang menyerang Polri, terutama pada HUT 64 Polri.

“Untuk membalaskan dendam karena Polri yang menangkap teman mereka. Kami tahu dari mana? Dari alat bukti yang ditemukan,” kata mantan Juru Bicara Polri, Irjen Edward Aritonang.(Vivanews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya