SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Mataram–Aparat kepolisian dari Polres Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggeledah ratusan petani dan aktivis mahasiswa yang berunjuk rasa menolak konversi minyak tanah ke penggunaan batu bara untuk pengeringan tembakau virginia, Sabtu siang (7/8).

Polisi mengkhawatirkan di antara pengunjuk rasa tersebut ada yang membawa senjata tajam ketika berunjuk rasa di lapangan umum Mataram dan kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).

Promosi BRI Group Berangkatkan 12.173 Orang Mudik Asyik Bersama BUMN 2024

Sekitar 300 orang pengunjuk rasa dari kalangan mahasiswa dan petani tembakau berunjuk rasa menolak konversi minyak tanah ke batu bara untuk pengeringan atau “omprongan” tembakau. Mereka diangkut menggunakan truk dan kendaraan pribadi menuju lokasi unjuk rasa.

Iswandi yang memimpin unjuk rasa tersebut berorasi menolak penggunaan bahan bakar batu bara, sedangkan aktivis mahasiswa dan petani lainnya membawa spanduk berisi penolakan konversi tersebut.

Dari lapangan umum Mataram mereka bergerak menuju kantor Gubernur NTB yang berjarak sekitar 150 meter, namun di lokasi tersebut sudah dijaga aparat kepolisian dan satuan polisi pamong praja.

Menurut Iswandi petani belum siap menggunakan bahan bakar batu bara untuk pengeringan tembakau, program konversi tersebut hanya akan merugikan mereka.

“Ambil pelajaran dari kebijakan konvesi minyak tanah ke gas sebagai pengganti bahan bakar kebutuhan rumah tangga. Banyak korban meninggal dan luka-luka akibat kompor gas tidak layak pakai,” katanya.

Unjuk rasa aktivis mahasiswa dan petani tembakau tersebut meski berjalan tertib dan damai, aparat kepolisia tetap berjaga-jaga di beberapa titik strategis dekat kantor gubernur.

ant/rif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya