SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta –– Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Assiddiqqie menyindir polisi identik dengan tukang peras. Polisi yang dimaksud Jimly memang bukan Polri melainkan polisi di Afrika. Lalu bagaimana tanggapan Mabes Polri?

“Biasa saja, kami tidak merasa tersindir,” ujar Kabidpenum Mabes Polri Kombes Marwoto Soeto saat dihubungi, Selasa (3/8).

Promosi Terus Naik, Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan BRI Capai Rp787,9 Triliun 2024

Menurut Marwoto, pernyataan Jimly ditujukan untuk polisi di luar negeri. Sementara, untuk Polri tidak ada budaya peras-memeras.

“Enggak ada itu. Itu kan di luar (negeri). Di kita enggak ada, enggak boleh itu,” ucapnya.

Dalam sambutan di seminar ‘Lumpuhnya Sistem Keadilan: Tantangan Penegakan HAM dan Peran Advokat untuk Kepentingan Publik’ di Hotel Harris, Jakarta, Jimly mencontohkan tingkatan mafia peradilan. Polisi adalah mafia pertama yang akan dijumpai.

“Mafia pertama isinya tukang peras, tukang peras pertama itu polisi. Tapi ini polisi di Afrika,” seloroh Jimly disambut gelak tawa peserta seminar.

Menurutnya, makin banyak kasus maka akan semakin banyak korban yang diperas. “Makin banyak kasus dia bersyukur. Jadi, Polisi itu identik dengan tukang peras,” tutur Jimly.

dtc/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya