SOLOPOS.COM - Puluhan kendaraan melintas di samping Bus Transjakarta yang terbakar di Halte Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta, Jumat (3/7/2015). Bus Koridor V jurusan Ancol-Kampung Melayu tersebut terbakar sekitar pukul 08.30 WIB dan tidak menelan korban jiwa. (JIBI/Solopos/Antara/Sigid Kurniawan)

Polemik Transjakarta diwarnai rumor Ahok bakal mencopot Dirut PT Transjakarta. Ternyata, M. Taufik juga mendukungnya.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mengatakan manajemen PT Transjakarta perlu dievaluasi agar kejadian kecelakaan moda transportasi ini tak banyak terjadi. Taufik mengakui sudah mendengar rumor yang beredar terkait pencopotan Antonius NS Kosasih sebagai Direktur Utama PT Transjakarta.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Rumor pencopotan merupakan respons akibat maraknya kasus kecelakaan Transjakarta. “Kalau saya sih selama itu untuk kebaikan bersama ya saya dukung-dukung saja manajemennya,” kata Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Politikus Partai Gerindra ini menjelaskan jumlah bus banyak tak berarti jika Transjakarta sering mengalami kecelakaan. Menurut Taufik, permasalahan utama Transjakarta terletak pada mekanisme manajemen perusahaan.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana mengevaluasi seluruh jajaran direksi Transjakarta tahun depan. “Pasti kami akan evaluasi untuk seluruh direksi Transjakarta. Evaluasi itu akan kami lakukan pada 2016 mendatang. Kami evaluasi semuanya,” kata Ahok Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (30/11/2015).

Evaluasi dilakukan, karena kinerja Transjakarta dinilai belum maksimal. “Sebetulnya, kalau untuk penggantian direksi itu lebih gampang karena 100% saham kan memang punya kami. Jadi, saya hanya tinggal tanda tangan saja. Tidak perlu diadakan rapat khusus,” ujar Ahok.

Salah satu kinerja Direksi Transjakarta yang dianggap masih kurang adalah dalam hal pemberian sanksi terhadap operator yang kerjanya buruk. “Sanksi yang diberikan kepada pihak operator selama ini masih cukup ringan. Seharusnya, langsung saja dikasih sanksi yang berat, cabut kontrak. Tapi, sayangnya sanksi berat itu tidak bisa diberikan karena Transjakarta belum punya cukup banyak bus,” katanya.

Dia meminta kepada seluruh jajaran direksi Transjakarta untuk terus melakukan pembelian bus, baik jenis single maupun gandeng, sehingga pelayanan kepada pelanggan dapat terus meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya