SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Polemik RSIS atau yang lebih dikenal dengan RS Yarsis membuat Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, angkat bicara.

Semarangpos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, meminta Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) atau yang juga dikenal masyarakat sebagai RS Yarsis ditutup. Seruan ini disampaikan Ganjar menanggapi ricuh yang terjadi di rumah sakit yang terletak di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, itu, Kamis (5/1/2017).

Promosi BRI Dipercaya Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji 2024

Kericuhan disebabkan konflik antara dua kelompok yang mengklaim paling berhak mengurus RS Yarsis, yakni Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta (YRSIS) dengan Yayasan Wakaf Rumah Sakit Islam Surakarta (YWRSIS). (baca: Yarsis Vs YWRSIS Bersitegang, Karyawan Wanita RS Islam Surakarta Menjerit Histeris)

Akibat konflik itu para pasien RS itu merasa terganggu. Terlebih ricuh sempat akan berujung adu jotos yang membuat para pasien, pengunjung maupun para perawat merasa ketakutan.

“Sebaiknya ditutup saja. Mau bagaimana lagi wong sama-sama enggak mau mengalah. Saling gugat terus. Kalau seperti itu sebaiknya izin operasional dicabut,” ujar Ganjar saat dijumpai Semarangpos.com seusai menghadiri acara HUT ke-60 Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Wisma Perdamaian, Semarang, Jumat (6/1/2017).

Ganjar juga menyatakan akan segera meminta Kementerian Kesehatan untuk menutup RS Yarsis. Hal itu dilakukan apabila polemik terkait kepemilikan RSIS itu tak kunjung reda.

“Itu [RSIS] bukan tanggung jawab Pemprov, langsung dari Kemenkes saja. Saya minta sih untuk ditutup saja,” imbuh Ganjar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya