SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAKARTA–Perdana Menteri (PM) Libanon, Najib Mikati mengajukan pengunduran dirinya dari tampuk jabatan yang diembannya.

Sikap Mikati ini diambil menyusul serangan bom mobil di Beirut yang menewaskan pejabat Badan Intelijen terkemuka Libanon, Brigadir Jenderal Wissam al-Hassan, yang menentang terhadap kepemimpinan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Namun niatannya itu tidak sepenuhnya dipenuhi Presiden Michel Suleiman. Mikati diminta untuk tetap tinggal dalam beberapa kurun waktu.

“Dalam pertemuan dengan (presiden), saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin untuk tetap pada jabatan Perdana Menteri dan bahwa kita perlu mempertimbangkan pembentukan pemerintah baru,” kata Mikati seperti dilansir Reuters, Sabtu (20/10/2012).

Menanggapi permintaan Presiden Suleiman, Mikati pun menuruti perintah tersebut agar dirinya tetap pada jabatan perdana menteri yang sekarang dijalankan.

“Saya menerima (permintaan presiden untuk tinggal) karena ada ketakutan bahwa Libanon akan jatuh ke dalam kekacauan,” ujarnya.

Sebelumnya, pasca serangan bom mobil yang menewaskan delapan orang, termasuk pejabat tinggi intelijen, dan melukai 86 orang lainnya, Perdana Menteri Libanon Najib Mikati didesak untuk mundur dari jabatannya. Desakan ini dilontarkan oleh kelompok oposisi yang menilai PM Mikati bertanggung jawab atas insiden tersebut.

“Pemerintah harus mundur dan kami menyerukan agar Perdana Menteri Najib Mikati segera mengundurkan diri,” tegas Sekretaris Jenderal Future Movement, Ahmad Hariri.

Future Movement merupakan kelompok oposisi di Libanon yang didominasi penganut Sunni. Diketahui bahwa Kepala Intelijen Tentara Keamanan Libanon, Jenderal Wissam al-Hassan yang tewas dalam serangan tersebut merupakan kerabat dekat putra Hariri, Saad. Saad sendiri dikenal sebagai pemimpin oposisi di Libanon dan sangat memusuhi rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah.

“Perdana Menteri Najib Mikati secara personal bertanggung jawab atas tertumpahnya darah Jenderal Wissam al-Hassan dan korban lainnya yang tidak berdosa,” imbuh Hariri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya