SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–PT PLN (persero) membantah tarif listrik industrinya termahal di Asia seperti dilontarkan sejumlah pengusaha. PLN bahkan menyampaikan tarif listriknya termasuk yang paling murah di Asia.

Direktur Bisnis dan Manajemen Risiko PLN Murtaqi Syamsuddin mengatakan, berdasarkan data-data yang dikumpulkan dan sudah dicek ke Bank Dunia, ternyata tarif listrik industri PLN adalah yang termurah.

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

“Saya mendengar pernyataan salah seorang pengusaha yang mengatakan bahwa harga listrik PLN untuk pelanggan Industri adalah yang termahal di Asia,” ujar Murtaqi , Kamis (20/1).

Mendengar itu, Murtaqi mengaku dirinya melakukan pengecekan ke perusahaan-perusahaan listrik melalui website mereka dan melakukan pengecekan ke Bank Dunia yang juga selalu melakukan monitoring harga-harga listrik.

“Hasilnya, ternyata justru tarif PLN adalah yang termurah. Bisa dilihat dari datanya, dan harga PLN itu adalah harga tanpa capping,”ungkap Murtaqi.

Berikut perbandingan tarif listrik industri Indonesia dibandingkan negara Asia lain dan juga swasta seperti disampaikan PLN:

* Indonesia: 8,24 Sen$/KWH
* Malaysia: 11,84 Sen$/KWH
* Korea: 9.98 Sen$/KWH
* Thailand: 8,57 Sen$/KWH
* Filipina: 17,35 Sen$/KWH
* Vietnam: 9,69 Sen$/KWH
* Cikarang Listrindo (CL): 9,59 Sen$/KWH.

Seperti diketahui, masalah listrik industri ini telah memicu ‘perseteruan’ antara pemerintah, PLN dan pengusaha. Pada Juli 2010 lalu pelaku industri dan bisnis mendapat kebijakan kenaikan TDL dengan pola capping maksimal 18%.

Kemudian pada periode 1 Oktober 2010 pelanggan listrik bisnis seperti mal, hotel, perkantoran telah lebih dahulu dicabut batas kenaikan capping 18% sementara untuk pelanggan industri tetap memakai pola capping.

Namun per Januari 2011, tidak ada lagi capping sehingga terjadi kenaikan TDL industri di atas 18% atau tepatnya sekitar 20-30%. DPR dan menteri ESDM Darwin Saleh menyalahkan PLN karena mencabut capping tanpa izin sehingga menimbulkan kontroversi.

dtc/tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya