SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Kasus dugaan plagiarisme di kalangan akademisi dapat berdampak besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Untuk itu setiap perguruan tinggi perlu membuat standar pengamanan untuk mencegah penjiplakan karya ilmiah.

“Saya kira universitas harus melakukan pengamanan, karena kalau tidak orang akan mudah melakukan plagiarisme,” ujar sosiolog dari Universitas Indonesia, Dr Musni Umar, Rabu (10/2).

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Menurut Musni, selain bermanfaat untuk mencegah penjiplakan karya, pengamanan dari plagiarisme itu juga dapat meningkatkan mutu pendidikan. “Supaya pengajarnya benar-benar orang yang berkualitas,” jelas Musni.

Pengamanan dari plagiarisme itu bisa berbentuk piranti lunak (software). Musni menyatakan, UI pun telah menerapkan hal itu.

Musni berpendapat, orang-orang yang melakukan plagiarisme sudah sepatutnya mendapat hukuman. Terlebih orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan. Karena hal ini bisa saja akan terus ditiru oleh generasi mendatang.

“Kalau profesor atau orang yang terpandang melakukan itu bisa jadi anak-anak kita mengikuti dan ini sangat berbahaya,” katanya.

Musni menyatakan, orang-orang yang melakukan tindakan plagiarisme dapat dianggap sebagai pelaku kejahatan intelektual.

“Motifnya ekonomi, dengan kehidupan sekarang yang serba materialistik. Kemudian dilihat mudah memperoleh sesuatu dengan cara seperti itu,” tandasnya.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya