SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta– Plagiarisme adalah tindakan yang paling buruk dan tercela di dunia akademik. Namun hal itu bisa dicegah dengan memanfaatkan sofware anti-plagiarisme.

Resep ini cukup jitu diterapkan di Universiti Putra Malaysia, Malaysia, setelah kasus plagiarisme oleh seorang profesor meruak di universitas tersebut.

Promosi BI Rate Naik, BRI Tetap Optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh Double Digit

Berikut ini adalah penjelasan Bimo A Tejo, Ph.D dari Department of Chemistry, Faculty of Science, Universiti Putra Malaysia, terkait hal itu. Bimo menuturkan lewat surat elektronik pada detikcom, Rabu (10/2).

Saya ingin berkomentar mengenai kasus plagiarisme yang melibatkan Dr Anak Agung Banyu Perwita dari Universitas Parahyangan.

Plagiarisme adalah dosa tak terampunkan dalam dunia akademik. Setiap akademisi harus berhati-hati supaya tidak tercebur dalam praktik tercela ini walaupun tidak bisa dihindari ada satu-dua orang yang terpeleset. Manusia tetaplah manusia, bisa khilaf dan salah.

Sebenarnya plagiarisme bisa dicegah. Saya bekerja di Universiti Putra Malaysia (UPM) sebagai dosen senior. Universitas kami pernah didera kasus plagiarisme tahun lalu dimana seorang profesor terungkap menulis buku dengan mengambil sumber-sumber dari internet tanpa mengutip sumber aslinya.

Sejak saat itu, UPM membuat kebijakan bahwa setiap hasil penulisan akademik yang akan diterbitkan harus lulus tes “bebas plagiarisme” menggunakan software “Turnitin”. Software ini akan memadankan kalimat dan gaya bahasa tulisan kita dengan hasil karya ilmuwan lain yang sudah dipublikasi. Turnitin akan memberitahu berapa persen kemiripan tulisan kita dengan tulisan orang lain. Batas “zona hijau” adalah 0-20%. Tidak mutlak 0% karena ada beberapa kalimat yang harus dikutip bulat-bulat dari sumbernya, misalnya definisi, atau kutipan yang sangat penting dan akan kehilangan makna jika kata-katanya diubah.

Saya bukan salesman Turnitin. Mungkin ada software lain yang berfungsi sama atau lebih baik dibanding Turnitin. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa plagiarisme bisa dicegah seawal mungkin, sehingga di masa depan kita tidak lagi melihat akademisi sebagus Dr. Banyu Perwita harus menjadi korban.

dtc/isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya