SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) – Gagalnya pengusungan hak angket DPR tentang perpajakan dinilai akan berimbas pada reshuffle kabinet terhadap menteri yang partainya membelot dari kesepakatan koalisi. PKS dinilai lebih rawan terkena reshuffle ketimbang Partai Golkar.

Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya menilai, PKS lebih riskan karena secara kekuatan elektoral (jumlah kursi di parlemen) tidak sekuat Golkar. Belum lagi secara ideologi, Golkar yang nasionalis masih tetap dibutuhkan ketimbang PKS. “Di koalisi, partai islam sudah ada diwakili PPP,” kata Yunarto, Rabu (23/2).

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

Terlebih, katanya, tanpa PKS koalisi pun menguasai lebih dari 50% kursi parlemen. “Apalagi ada isu ditariknya Gerindra ke koalisi,” kata Yunarto.

Mengenai Golkar, Yunarto mengatakan Presiden SBY belum berani mengambil sikap tegas ke partai yang juga bermanuver pada angket kasus Bank Century itu. “SBY itu sangat menjaga, tidak berani ekstrim, saya tak melihat kemungkinan Golkar akan ditendang,” kata dia.

Dia juga tak membaca partai pimpinan Aburizal Bakrie itu akan mundur dari koalisi. “Tidak ada sejarahnya Golkar keluar dari sistem,” ujarnya.

dtc/try

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya