Solopos.com, JAKARTA — Tim pemenangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) meminta politisasi terhadap mantan presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, segera dihentikan karena hanya bertujuan untuk kepentingan politik sesaat.
Tim Pemenangan Jokowi-JK, Zuhairi Misrawi, mengatakan politisasi terhadap Gus Dur sudah meresahkan lewat iklan yang diputar berulang-ulang oleh media televisi. Dalam pernyataannya, Gus Dur menyatakan Prabowo sebagai orang yang paling ikhlas terhadap rakyat.
Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024
Namun tidak lama kemudian muncul artikel jurnalis senior Allan Nairn dalam blog pribadinya www.allannairn.org yang berisi ungkapan Prabowo menghina Gus Dur sebagai presiden buta. Tim Pemenangan Jokowi-JK meminta Gus Dur diposisikan di tempat yang layak dan tidak dikaitkan dengan pihak-pihak yang diduga kuat terlibat pelanggaran HAM.
“Gus Dur merupakan sosok humanis yang konsisten pada penegakan HAM,” kata Misrawi di Media Center Jokowi-JK Jl Cemara Menteng Jakarta, Jumat (27/6/2014).
Menurutnya, Gus Dur adalah sosok reformasi yang menentang otoritarianisme orde baru. Oleh sebab itu kalau Gus Dur masih hidup akan konsisten menegakkan agenda reformasi dan menentang berbagai macam upaya kembali pada era otoritarianisme.
“Secara pribadi Gus Dur akan menghargai semua orang baik kawan maupun lawan. Tapi dalam prinsip dan perjuangan mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan,” kata Misrawi.
Selain itu Gus Dur merupakan guru bangsa dan mantan Ketua Umum PB NU yang telah berjasa besar dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan.