SOLOPOS.COM - Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar (tengah) memberikan potongan tumpeng kepada Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kedua kiri) didampingi mantan ketua MK Mahfud MD (kanan), Sekretaris Dewan Syura PKB Andi M. Ramli (kiri) dan Sekjen PKB Imam Nachrowi (kedua kanan) ketika peringatan Harlah PKB ke-15 di DPP PKB, Jakarta, Selasa (23/72013). (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) diyakini sudah sejak dulu terbelah menjadi dua. Terbelahnya PKB terjadi sejak zaman Alm. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menimbulkan PKB versi Gus Dur dan PKB versi Cak Imin.

Selain tokoh di internal PKB yang terbelah, para petinggi partai tersebut juga ikut terbelah saat ini, seperti Khofifah Indar Parawansa yang mendukung pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) sementara Mahfud MD merapat ke pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Promosi BRI Peduli Ini Sekolahku, Wujud Nyata Komitmen BRI Bagi Kemajuan Pendidikan

“Memang sudah dari dulu [PKB] terbelah, tinggal siapa saja yang dapat belahan terbanyak,” tutur Mahfud di Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Seperti diketahui selain Mahfud, Rhoma Irama yang digadang-gadang akan dijadikan capres dari PKB juga ikut pindah gerbong koalisi dan merapat ke pasangan Prabowo-Hatta. Beralihnya Mahfud dan Rhoma ke poros Prabowo-Hatta diyakini akan membuat PKB kehilangan banyak dukungan.

Kendati demikian, Mahfud tidak mau memberikan komentar terlalu jauh tentang perpecahan di tubuh PKB tersebut. Mahfud hanya menegaskan untuk Pilpres 2014 nanti, kampanye hitam harus diredam kecuali kampanye negatif. “Tidak boleh kampanye hitam, kalau kampanye negatif itu boleh tetapi kampanye negatif itu juga ada konsepnya,” tukas Mahfud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya