SOLOPOS.COM - Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) pada kunjungan Pengurus Partai Golkar ke Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (6/8/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) pada kunjungan Pengurus Partai Golkar ke Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (6/8/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)

Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin (kiri) berjabat tangan dengan Ketua Umum partai Golkar Aburizal Bakrie (kanan) pada kunjungan Pengurus Partai Golkar ke Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (6/8/2013).(JIBI/Solopos/Antara/Reno Esnir)

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Aburizal Bakrie, Selasa (6/8/2013), sowan ke Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah. Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin pun mengingatkan salah satu hasil Sidang Tanwir Muhammadiyah di Bandung, Juni 2012 silam. Dalam sidang itu Muhammadiyah menetapkan empat kriteria calon pemimpin nasional yang diharapkan dapat membangun bangsa dan negara Indonesia ke depan.

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Ical—sapaan Aburizal Bakrie—belakangan ini kerap muncul memublikasikan diri sebagai calon dalam Pemilu Presiden dan wakil Presiden (Pilpres) 2014. Dengan brand ARB, pengusaha nasional itu memang dipastikan partainya maju dalam Pilpres 2014.

“Keempat kriteria tersebut telah dibahas dan disepakati pada Sidang Tanwir di Bandung, Juni 2012,” kata Din saat menerima kunjungan Ical.

Din Syamsuddin menjelaskan empat kriteria tersebut meliputi, pertama, pemimpin yang mampu menciptakan solidaritas. Artinya, pemimpin nasional tersebut harus independen dan mampu berdiri di atas semua golongan dan kepentingan.

Pemimpin nasional, kata dia, harus komitmen dan jiwa nasionalis yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, bukan kepentingan partai politik atau kelompok tertentu.

“Pemimpin nasional harus memiliki jiwa negarawan, bukan politisi,” katanya.

Kriteria kedua, kata dia, pemimpin nasional harus bisa menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. Menurut Din, sangat banyak persoalan yang ada di Indonesia dan sebagian besar tidak selesai hingga menjadi berlarut-larut.

“Pemimpin nasional harus bisa bersiap tegas mengatasi berbagai persoalan bangsa, bukannya malah menghindar dan mencari kambing hitam,” katanya.

Kriteria ketiga, menurut dia, pemimpin nasional harus berani mengambil risiko dalam membela kepentingan bangsa dan negara. “Sebagai pemimpin nasional, dia harus berani menghadapi risiko untuk membela bangsa dan negara, bukannya malah menghindar. Lebih menyedihkan lagi jika dia tidak menyadari ada persoalan dan risiko,” katanya.

Kemudian, kriteria keempat, pemimpin nasional harus memiliki integritas moral yang tinggi. Artinya, pemimpin nasional harus jujur, amanah, dan bertanggung jawab. Dalam kondisi bangsa dan negara Indonesia yang sulit saat ini, menurut Din, diperlukan figur pemimpin yang berani, jujur, amanah, dan bertanggung jawab.

“Figur siap menjadi pemimpin nasional harus siap membangun bangsa dan negara, bukannya malah memanfaatkan aset negara untuk meperkaya diri sendiri dan kelompoknya,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Din juga mengingatkan masyarakat untuk jeli mencermati sejumlah nama yang muncul dalam bursi calon presiden, apakah memenuhi empat krietria tersebut atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya