SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kanan) bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat (kedua kanan) memegang roti buaya yang diberikan oleh sejumlah relawan Ahok-Djarot di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/8/2016). Roti buaya yang diberikan oleh relawan tersebut bertujuan untuk meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat agar tetap berdampingan untuk kembali maju dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2017. (JIBI/Solopos/Antara/Rivan Awal Lingga)

Ahok tak hanya berpotensi kalah, tapi juga bisa tersingkir di putaran pertama Pilkada Jakarta 2017.

Solopos.com, JAKARTA — Pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) berpotensi kalah dalam Pilkada Jakarta 2017, bahkan bisa tersingkir di putaran pertama. Hal itu tercermin dari hasil surveri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terbaru yang dilakukan pada Oktober 2016.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Hal ini seiring tren menurunnya elektabilitas Ahok sejak survei pada Maret 2016, Juli 2016, hingga Oktober 2016. Beberapa hasil survei yang dibuat oleh lembaga selain LSI juga menyebutkan tren serupa.

“Kini dukungan Ahok menurun di titik rawan. Ia mungkin menang. Namun ia juga mungkin kalah, bahkan tersingkir di putaran pertama pilkada DKI Febuari 2017,” tulis LSI dalam kesimpulan survei yang dipublikasikan di situs resmi mereka, Selasa (4/10/2016). Baca juga: LSI: Mengejutkan, Ahok Potensial Kalah!

Pada survei LSI Maret 2016, Ahok perkasa dengan elektabilitas 59,3 persen. Elektabilitas Ahok saat itu bahkan lebih besar jika dibandingkan elektabilitas 10 nama calon gubernur lainnya yang digabung menjadi satu (Yusril IM, Tri Risma, Sandiaga uno, dan lainnya). Jika ditotal, elektabilitas ke-10 kompetitor itu bahkan hanya 26.30 persen, masih jauh di bawah Ahok. Baca juga: Elektabilitas Ahok >50%, Pilkada Jakarta Berpotensi 1 Kali Putaran.

Sedangkan pada Oktober 2016, Ahok-Djarot memang masih unggul daripada dua kompetitornya, yaitu Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono. Namun, elektabilitas Ahok merosot dan hanya 31,1%. Sedangkan elektabilitas Agus 22,30 persen dan Anies 20,20 persen.

Meski demikian, jika digabungkan, elektabilitas Anies dan Agus mencapai 42,5 persen. Angka ini cukup untuk mengalahkan Ahok 31,1 persen dengan selisih 11,4 persen di putaran kedua (jika Ahok lolos putaran pertama). “Selisih ini marginnya double digit, di atas 10 persen.”

Jika dihitung dari pasangan, hasilnya tak jauh berbeda. Pasangan Ahok-Djarot Syaiful Hidayat juga hanya unggul tipis, yaitu 31,4 persen. Sedangkan elektabilitas Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno (Anies-Sandiaga) sebesar 21,1 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni (Agus-Sylviana) 19,3 persen.

Sedangkan pemilih yang belum memutuskan, tidak tahu/tidak jawab atau rahasia mencapai 28,2 persen, atau cukup untuk mengubah komposisi di atas. “Jika tidak ada perubahan radikal, hampir pasti pilkada berlangsung dua putaran. Tidak ada yang unggul mutlak diatas 50 persen. Namun di putaran pertama, siapapun kini bisa tersingkir. Jika tren Ahok terus menurun, Ahok pun bisa tersingkir di putaran pertama.” Baca juga: Survei Manilka: Elektabilitas Ahok Turun Signifikan, Risma-Sandiaga Naik.

Survei ini dilakukan pada 28 September 2016 hingga 2 Oktober 2016 dengan total responden berjumlah 440 responden. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dan metode multi-stage random sampling dan margin of error +/-4,8%. Survei ini dibiayai dengan dana sendiri dan dilengkapi kualitatif riset (FDG/focus group discussion, media analisis, dan depth interview).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya