SOLOPOS.COM - Ilustrasi Teman Ahok dukung Ahok maju lewat jalur parpol. (Istimewa/Teman Ahok)

Pilkada Jakarta diwarnai beralihnya Ahok yang maju lewat partai. Ternyata, dia mengaku keputusan itu hasil diskusi dengan Jokowi.

Solopos.com, JAKARTA — Keputusan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebagai petahana untuk memilih maju dalam Pilkada Jakarta 2017 dengan kendaraan partai politik berdasarkan diskusi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

“Pak Jokowi hanya ngomong begini, artinya ada risiko kalau lewat independen, kalau ditafsirkan ini juga masalah tafsiran undang-undang, kan belum pernah di bawa ke Mahkamah Konstitusi,” kata Ahok di Balai Kota DKI, Senin (8/8/2016).

Sebelumnya, Ahok menginginkan untuk maju melalui jalur independen dengan dukungan 1 juta KTP. Ahok mengatakan berdasarkan undang-undang mengamanatkan agar 1 juta KTP tersebut harus ditemui. Pasalnya, apabila KTP tersebut tidak dapat diverifikasi, artinya cacat hukum.

“Kalau verifikasi cacat hukum, berarti bisa tidak bisa tidak kita tafsirkan lagi, pencalonannya juga cacat, makanya ini tafsirannya di MK,” lanjutnya. Baca: Kisah “Bus Rakitan” Teman Ahok di Belakang “Mobil Mewah” 3 Parpol.

Berdasarkan gambaran yang diberikan oleh Joko Widodo terkait resiko maju melalui jalur independen, Ahok memutuskan untuk maju melalui partai politik. “Toh target [KTP] sudah tercapai, bukan kita ngemis kepada partai toh?, belum 1 juta KTP pun partai-partai juga menyatakan akan mendukung,” jelas Ahok.

Parpol yang telah mengusungnya yakni Partai Hanura, Nasdem, dan Golkar. Bahkan menurut Ahok mereka juga sempat membantu untuk mengumpulkan KTP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya