SOLOPOS.COM - Walikota, Joko Widodo (kiri), berfoto bersama eks Tentara Pelajar (TP), usai upacara peringatan Serangan Umum Empat Hari di Kota Solo, 7-10 Agustus 1949, di Balaikota Solo, Selasa (7/8). Peristiwa Serangan Umum Empat Hari di Solo. (Foto: JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Walikota, Joko Widodo (kiri), berfoto bersama eks Tentara Pelajar (TP), usai upacara peringatan Serangan Umum Empat Hari di Kota Solo, 7-10 Agustus 1949, di Balaikota Solo, Selasa (7/8/2012). Peristiwa Serangan Umum Empat Hari di Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO–Calon gubernur (cagub) DKI Jakarta yang juga Walikota Solo Joko Widodo (Jokowi) sangat tersinggung dengan dugaan isu SARA yang diembuskan berupa kampanye hitam dalam pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta. Dia  mengaku sangat prihatin dengan kampanye hitam tersebut yang dinilainya sudah semakin keterlaluan. Dia mengaku masih bisa bersabar ketika dia dan keluarganya mendapat berbagai teror secara pribadi, namun dia sudah sangat tersinggung ibu kandungnya dijadikan sasaran fitnah.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

“Kalau ditanya tersinggung apa tidak, ya pastilah saya sangat tersinggung ibu saya difitnah-fitnah seperti itu. Padahal bapak dan ibu saya sudah menunaikan haji 12 tahun yang lalu. Tanyakan sajalah kepada ibu saya,” ujar Jokowi kepada wartawan di Solo, Selasa (7/8/2012).

Sebelumnya, Jokowi mendengar desas-desus di tengah masyarakat bahwa ibu kandungnya seorang non-muslim. Tidak jelas, dari mana dan siapa yang memunculkan isu tersebut.

Jokowi berharap kampanye-kampanye hitam yang memainkan isu-isu SARA seperti itu segera dihentikan. Dia berharap para politisi memberikan edukasi yang mendidik bagi rakyat dalam berpolitik. Dalam Pilkada misalnya, seharusnya kampanye yang dilakukan adalah adu visi, misi, solusi, serta pendalaman masalah. Bukan dengan fitnah yang mendasar yang jelas-jelas berbohong.

Jokowi juga berharap pihak yang bersaing dalam Pilkada juga menghentikan teror-teror yang dilakukan terhadap lawannya. Dia mengaku beberapa kali mengalami teror terkait Pilkada kali ini, demikian juga keluarganya. Dia hanya berpesan kepada keluarga untuk terus bersabar dan hingga saat ini belum berpikir untuk membawa kasus teror itu ke ranah hukum.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Panwas DKI Jakarta memanggil beberapa pihak untuk dimintai keterangan terkait pemeriksaan terhadap Rhoma Irama dalam kasus pernyataan bernuansa SARA yang dilakukan oleh artis senior musik dangdut tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya