SOLOPOS.COM - Megawati membacakan surat dukungan pencapresan Jokowi (Istimewa/Twitter/@PDIP_Perjuangan)

Pilkada Jakarta masih diwarnai spekulasi Ahok dan Risma dengan PDIP yang belum berujung.

Solopos.com, JAKARTA — Sikap PDIP untuk Pilkada Jakarta 2017 hingga saat ini masih abu-abu. Hal tersebut tak membuat Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kaget karena sudah tahu betul karakter partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Sikap yang belum terlihat tersebut terjadi lantaran ada sosok penentu langkah partai berlambang banteng moncong putih di “injury time“. Seperti yang telah dirasakannya sebelumnya pada Pilkada Jakarta 2012 lalu. Tanpa tedeng aling-aling Ahok ditunjuk oleh Megawati untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi).

“Kita memang pemain injury time, ya kan?, kamu nggak tahu kapan Ibu Mega putusin, saat mau daftar ke KPUD [Pilgub 2012] , ibu Mega bilang, ‘Ahok’,” kata Kepala Daerah yang kerap disapa Ahok di Balai Kota, Kamis (11/8/2016).

Saat itu tak ada yang menyangka ada keputusan itu, begitu pula dengannya. Menurutnya, Mega memiliki strategi yang tidak bisa dimengerti. Ahok mengaku tak bisa menebak sikap diam Mega, bisa saja mendukung, mengusung, bahkan menyiapkan calon lawan tanding.

Pada 2012, lanjut Ahok, waktu itu Partai Gerindra telah mengirimkan surat kepada Jokowi untuk dipasangkan dengan Dedi Mizwar. Ahok membeberkan, pemanggilannya tersebut melalui politikus PDIP Tjahjo Kumolo.

“Kemudian datang telepon, ‘Hei datang nih, Ibu Mega putusin’. Pak Tjahjo [Kumolo] waktu itu bilang, ‘Ibu Mega bilang kamu yang dampingi Pak Jokowi’,” cerita Ahok saat itu menirukan Tjahjo. Baca juga: Mega: Djarot Salah Apa, Ahok?

Keputusan Megawati itu mungkin saja akan terulang kembali pada detik akhir pendaftaran calon untuk Pilkada Jakarta 2017 nanti. Meski begitu, Ahok mengaku tak terlalu mau menunggu keputusan PDIP. Apalagi pendaftaran untuk Pilkada 2017 baru dilakukan pada 19-21 September mendatang.

Ketua DPP PDIP Bidang Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan sekaligus Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat. mengakui bahwa keputusan PDIP saat ini masih dinamis terkait nama yang akan diusung. “Kalau bicara peluang, semua masih berpeluang, sepanjang belum ada rekomendasi resmi dari ketua umum, pasti semua berpeluang, ini masih dinamis,” kata Djarot.

Sebelumnya, juga terdengar santer bahwa Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini juga diisukan akan diusung oleh PDIP. Spekulasi muncul di suara internal PDIP terpecah terkait pemilihan bakal nama calon Gubenur DKI Jakarta.

Terkait hal tersebut, Djarot menanggapi dengan santai, pihaknya berdalih bahwa perbedaan pandangan di internal partai menjadi hal yang biasa. Pasalnya semua keputusan akan diketok oleh ketua umum.

“Perbedaan pendapat itu kan dinamika biasa di partai, dan Bu Mega sangat demokratis, tetapi semua aspek akan dihitung dulu. Kita tinggal menunggu momentumnya, yang paling tepat untuk masyarakat Jakarta itu yang seperti apa,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya